Malang Raya

Kabar Baik, Kuota Mahasiswa Beasiswa Bidik Misi Bertambah 10 Ribu Mahasiswa, Simak Uraiannya !

Dengan kuota menjadi 90.000 mahasiswa, maka jumlah uang negara yang dikeluarkan mencapai Rp 3,7 triliun.

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Lathifah Shohib, anggota Komisi X DPR RI mengunjungi Universitas Negeri Malang (UM) untuk evaluasi penerima bidik misi aspirasi di ruang senat, Senin (5/2/2018). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kuota beasiswa Bidik Misi buat mahasiswa baru (Maba) 2018-2019 ditambah 10.000 mahasiswa.

Ini berarti kuota mahasiswa penerimanya menjadi 90.000 orang dari semula 80.000 mahasiswa.

Penambahan kuota Bidik Misi itu disampaikan oleh Lathifah Shohib, anggota Komisi X DPR RI kepada SURYAMALANG.COM saat berada di Universitas Negeri Malang ( UM), Senin (5/2/2018).

Lathifah berada di kampus itu untuk melakukan monitoring pada alokasi Bidik Misi aspirasi, alokasi khusus dari dirinya selaku anggota Komisi X.

Tujuan kenaikkan kuota Bidik Misi buat Maba adalah untuk meningkatkan angka partisipasi kasar ( APK) perguruan tinggi.

Dengan kuota menjadi 90.000 mahasiswa, maka jumlah uang negara yang dikeluarkan mencapai Rp 3,7 triliun.

Per penerima, baik kuliah di bidang eksakta dan sosial mendapat Rp 1.050.000 per bulan.

Rinciannya, Rp 400.000 untuk bayar kuliah dan sebanyak Rp 650.000 untuk biaya hidup per bulan.

Semula, beasiswa Bidik Misi senilai Rp 1 juta. Kemudian mengalami kenaikkan Rp 50.000 karena tekanan inflasi.

Bidik Misi ada dua jalur.

Satu jalur lewat pemerintah atau Kemenristekdikti. Satu jalur lain adalah Bidik Misi Aspirasi dari anggota dewan Komisi X.

Jumlah anggota dewan di komisi itu ada 54 orang.

Lathifah yang berangkat dari PKB ini mewakili Dapil Malang Raya.

Maka kuota Bidik Misi alokasi khusus Malang Raya juga naik.

Jika semula 250 mahasiswa, tahun ini menjadi 400 mahasiswa.

Penerimanya adalah perguruan tinggi di Dapilnya.

"UM untuk Bidik Misi Aspirasi naik menjadi 100 dari 70 an mahasiswa. Ini karena mahasiswanya banyak. Ada juga yang diberikan ke Unira Kepanjen. Universitas Brawijaya (UB) masih pembicaraan personal, belum lembaga," kata dia.

Ia berharap dengan beasiswa ini, mahasiswa dari keluarga kurang mampu tetap bisa melanjutkan kuliah.

Untuk penerima Bidik Misi Aspirasi seperti di UM dipercaya melakukan seleksi sendiri.

Dalam acara dialog dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi Aspirasi 2017 di UM, Lathifa menyampaikan pesan khusus.

"Saya sebagai aspirator juga punya tanggung jawab karena itu uang negara. Jadi aturlah waktu yang baik agar antara waktu belajar dan penyaluran hobi bisa berjalan konstruktif," pesan Lathifah. 

Selain itu, mahasiswa harus menyelesaikan masa kuliahnya tepat waktu sebanyak delapan semester dengan nilai IP yang selalu meningkat.

Dari sesi tanya jawab, ada mahasiswa yang bertanya bagaiman jika IP turun karena ada kesibukan namun bisa memiliki prestasi non akademik.

Menurut Lathifah, IP tinggi karena tuntunan dunia industri (Dudi).

Dalam setiap pekerjaan, Dudi mensyaratkan IP di atas 3. 

"Kalau bisa mendekati IP 4. Ya minimal IP 3 lah," pintanya.

Sedang Syamsul Hadi, Wakil Rektor III UM berpesan tiga hal pada penerima Bidik Misi Aspirasi.

Pertama, semua mata kuliah harus lulus, IP tiap semester tidak turun dan harus lulus tepat waktu.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved