Trenggalek
Ibu Dianiaya Anak-anaknya di Trenggalek, Ternyata Semua Berawal dari Keluhan Sakit Perut & Dada
Rini Astuti menangis sesenggukan, saat ditanya seputar penyebab kematian ibunya, Tukinem (51) (sebelumnya ditulis Tukiyem),
Penulis: David Yohanes | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com, Trenggalek - Rini Astuti menangis sesenggukan, saat ditanya seputar penyebab kematian ibunya, Tukinem (51) (sebelumnya ditulis Tukiyem), warga Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan.
Rini mengaku semua di luar kesadarannya.
Rini adalah satu dari tujuh tersangka penyebab tewasnya Tukinem. Selain Rini, tersangka lainnya adalah Jayadi Budi (menantu korban), dan Jemitun (adik kandung).
Ketiganya dijerat dengan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Baca: Deretan Fakta di Balik Ritual Mengusir Roh yang Menewaskan Ibu di Trenggalek
Baca: Polisi Olah TKP di Rumah Ibu yang Tewas Saat Ritual di Trenggalek, Fakta Miris Inipun Terungkap
Baca: Hanya Bawa Uang Rp 20 Ribu, Anak Jalanan Ini Ingin Temui Kekasih Online, Kisahnya Berakhir Pilu
Empat tersangka lainnya adalah Suyono (adik ipar), Katenun (adik ipar), Apriliani (keponakan) dan Andris Prasetyo (keponakan). Keempatnya dijerat pasal 170 (1) KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Menurut Rini sebelumnya dilakukan ritual ucapan syukur, karena adiknya sembuh dari sakit.
"Sebenarnya ritual biasa, seperti makan nasi kuning," ujar Rini, saat di Mapolres Trenggalek, Selasa (6/3).
Pengakuan pihak keluarga, adik Rini mengalami gangguan jiwa.
Namun para tetangga sebenarnya adik Rini hanya mengalami autisme. Rini meyakini, lewat ritual ini penyakit adiknya disembuhkan.
Ritual penyembuhan juga dilakukan kepada Tukinem yang mengeluh sakit perut dan dada.
Dengan maksud mengusir roh jahat yang menyebabkan sakit, mulut Tukinem dimasuki selang dengan air yang mengalir.
Namun akhirnya Tukinem meninggal karena saluran nafas, rongga dada dan paru-paru terisi air.