Trenggalek

Seperti ini Kondisi Rumah Ibu yang Dianiaya oleh Anak-anaknya, Lokasinya Terpencil & Kini Angker

Rumah Tukinem (51) dan tujuh tersangka penyebab kematiannya berada di lokasi terpencil di Trenggalek.

Penulis: David Yohanes | Editor: Adrianus Adhi
Ist/Harian Surya

SURYAMALANG.com, Trenggalek - Rumah Tukinem (51) dan tujuh tersangka penyebab kematiannya berada di lokasi terpencil. Letaknya di Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan.

Dari kantor Desa Surenlor jaraknya sekitar satu kilometer. Jalannya berupa beton rabat sekitar 800 meter. Kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah penuh lumpur sejauh sekitar 200 meter.

Medannya berbuit-bukit dan jarang ada rumah penduduk. Ada empat rumah di satu lokasi yang menjadi tempat tinggal Tukinem dan para tersangka. Dua di antaranya masih rumah kayu, dan dua lainnya sudah tembok.

Rumah satu kerabat ini berada di sisi atas, sementara para tetangga ada di sisi bawah. Anak sulung Tukiyem, Budi menceritakan, sejak Jumat (2/3) terjadi kesurupan massal di keluarganya.

Selama kesurupan ramai-ramai itu, Budi mengaku melakukan upaya agar saudara dan kerabatnya bisa kembali tersadar.

"Saya sudah berusaha, tapi tidak membuahkan hasil. Malah saya merasa terancam," ujar Budi saat ditemui di rumah duka.

Lanjut Budi, mereka yang kesurupan mengamuk dan mengancam siapa saja. Bahkan sejak hari Jumat (2/3) tidak ada tetangganya yang berani lewat di depan rumahnya.

Sebelumnya jalan di depan rumahnya dilewat para tetangga yang ke ladang atau mencari rumput.

"Kami yang dalam kondisi sadar, tidak kesurupan ini seperti kena hipnotis. Kami nurut diperintah apa saja," tutur Budi.

Masih menurut Budi, dalam kondisi kesurupan itu Tukiyem sempat minta untuk dimandikan. Namun kejadian selanjutnya Budi mengaku tidak tahu karena dirinya sedang pergi keluar rumah.

Sementara ayahnya, Riyanto juga tengah pergi ke hutan mencari pakan ternak.

"Tahu-tahu sampai rumah sudah kejadian. Ibu ditemukan meninggal dunia," ucap Budi.

Budi kini mengaku dalam kondisi kebingungan. Sebab dirinya yakin adik dan kerabatnya tidak sadar saat melakukan kekerasan terhadap ibunya. Namun kini polisi menahan mereka untuk menjalani proses hukum.

"Kalau saya berharapannya jangan dipenjara, karena mereka tidak sadar dengan apa yang dilakukan," ujar Budi penuh harap.

Seorang perangkat desa bernama Sujiono mengatakan, selama ini tidak pernah ada yang aneh dari keluarga ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved