UIN Maulana Malik Ibrahim
UIN Maliki Punya Banyak Komunitas Tunjang Kemampuan Mahasiswa
#MALANG - Rektor UIN Maliki, Prof Dr Abdul Haris mengapresiasi prestasi mahasiswanya. Seperti di event Technocorner di UGM.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Jurusan Teknik Informatika Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, memiliki tujuh komunitas yang bisa menunjang kemampuan mahasiswa. Mereka bisa memilih komunitas sesuai minatnya.
Ada Komunitas Mamud yaitu manusia multimedia, yaitu bagi mahasiswa yang minatnya ke animasi tiga dimensi atau dua dimensi.
Ada juga MOC-AP, komunitas yang bergelut di bidang android atau mobile programing. Kemudian Webounder, komunitas mahasiswa bidang software dan programing.
Sedang yang fokus jaringan ada komunitas ETH-0. Lalu UIN BUNTU adalah komunitas yang fokus pada segala macam platform open source.
Ada juga Fun Java, komunitas yang fokusnya pada bidang software dan menggunakan bahasa pemrograman java.
Lalu ada Ontaki singkatan dari Otomasi dan Robotika, dimana komunitas ini fokus pada robotik dan hardware.
"Komunitas di jurusan Teknik Informatika sudah lama ada," jelas Dr Anton Prasetyo, Wakil Dekan I Fakultas Saintek. Dengan di komunitas, maka mahasiswa bisa mengembangkan wawasannya.
Terbaru anggota komunitas Ontaki jadi juara 1 di Technocorner Universitas Gajahmada ( UGM) di Jogjakarta pada 10-11 Maret 2018 lewat robot soccernya.
"Total peserta untuk robot soccer ada 20 tim," jelas Ahmad Rotibul Fadloil Abash kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (16/3/2018). Keunggulan menurut Abash karena dipersiapkan matang sehingga bisa maksimal.
"Latihannya satu bulan. Sehingga bisa handle robotnya andal," terang dia.
Robot soccer beroda digerakkan mirip alat alat remote control. Di lomba itu tugasnya adalah memasukkan bola ke gawang. Untuk casingnya dibuat dari bahan ABS, sejenis akrilik. Sifatnya ringan dan dicetak sendiri dengan mudah.
Timnya selain Abash, juga Muhammad Hudan Dardiri, Teguh Arief Ramadhan, Juniardi Nur Fadila MT ( dosen pembina) dan Saskia Fregawati Ayuningtyas.
Manfaat bergabung dengan komunitas dirasakan oleh Achmad Habibil Mustofa, anggota komunitas Ontaki.
"Kalau di perkuliahan kan belajar teori saja. Kalau di komunitas bisa dipraktikkan teorinya," ujar dia. Selain itu juga bisa diskusi dengan banyak orang. "Makin banyak musuh, makin banyak pengalaman," papar dia.
Biasanya kegiatan komunitas dilakukan akhir pekan. "Kalau mau ikut lomba, pertemuannya makin intensif," papar dia.