Nasional

Tong Edan di Pasar Malam, Atraksi Menantang Maut yang Mulai Tergerus Zaman

Atraksi ini memiliki banyak nama, mulai tong stand, tong edan, aatu roda-roda gila. Generasi 1980-an atau 1990-an pasti tak asing.

Editor: Zainuddin
Tribun Jogja/ Wahyu Setiawan
Tong stand atau tong edan di Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2017 

Memacu motor dalam kecepatan tinggi dalam posisi yang tidak biasa berisiko terjadinya kecelakaan.

Joki asal Rembang bernama Yogi dikabarkan meninggal dunia mengalami kecelakaan saat beratraksi dalam pertunjuka tong setan di Lamongan pada tahun 2012.

Yogi kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh.

Tubuhnya tertimpa motornya yang dikemudikannya.

Kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi.

Apalagi mayoritas para joki tidak mengenakan standar keamanan, seperti helm.

Namun, atraksi berbahaya ini tidak hanya menarik minat para joki pria.

Seorang joki cantik asal Pematang Siantar bahkan namanya sempat mendunia setelah media asing The Guardian mengangkat sosoknya pada 2016.

Karmila Purba telah putus sekolah sejak kes 1 SMA.

Namun pekerjaannya menjadi joki tong setan telah mendatangkan penghasilan Rp 3-4 juta dalam sebulan.

Atraksi tong setan memang telah menjadi magnet bagi para joki sebagai sandaran mencari rezeki.

Seperti kisah para pengendara roda-roda gila yang diangkat dalam sebuah artikel di Nationalgeographic.co.id.

Tiga lelaki remaja yang biasa disebut anak-anak oblo (organisasi bocah lali omah/kumpulan anak lupa rumah) berjuang menarik pengunjung untuk mau mendatangi arena bermain mereka.

Mereka mendirikan wahanya di alun-alun kota, pasar malam Sekaten tengah digelar tahun 2017.

Tong setan sudah seperti rumah perantauan bagi para oblo yang menggantungkan pekerjaan tersebut sebagai harapan bertahan hidup.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved