Malang Raya

Novel El Karya Mahasiswi UMM Difilmkan, Dibintangi Oleh Si Cantik Aurelie Moeremans

Hidayatul Fajriyah yang akrab disapa Luluk tampak sumringah saat membagikan novel berjudul El yang ia tulis

Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Luluk (kedua dari kanan berjilbab) bersama Aurelie Moeremans dan Achmad Megantara saat acara soft launching Film El di lantai 9 GKB IV UMM, Sabtu (7/4/2018). 

Panitia acara sempat memutar cuplikan film kepada ratusan peserta yang datang. Teriakan histeris kembali pecah saat layar lebar di depan panggung menayangkan adegan romantis Mario yang mencium kening Dafychi.

Aurelie Moeremans yang memerankan Dafychi mengatakan sempat bingung saat awal mendapat tawaran. Pasalnya film yang akan ia perankan berasal dari sebuah novel.

"Aku bingung gitu. El itu dari Novel. Ternyata setelah gue baca dulu. Saya suka dengan ceritanya. Saya baper beneran," ujar Aurelie.

Aurelie juga menceritakan kalau adegan yang mengesankan dalam film adalah ketika Mario datang ke rumahnya pada malam hari.

Sedangkan Megantara cukup tertegun saat membaca sinopsis film. Menurutnya ada sesuatu yang baru yakni kepribadian Dafychi. Ia pun tertantang untuk membintangi film El.

"Saya baca skript-nya, kalau menurut saya ada sesuatu yang baru. Cerita yang unik karena mereka bertemu akhirnya jatuh cinta,"

Megantara yang memerankan sosok Mario cukup terkesan. Dijelaskan Megan, Mario adalah sosok yang butuh dicintai wanita. Megan telah memiliki sebuah kesuksesan di dunia bisnis saat muda.

Ia terus meningkatkan karirnya sembari mencurahkan perhatian ke ibunya. Namun kehadiran Dafychi memberikan perubahan warnah dalam kehidupannya.

"Kehadiran Dafhicy meruntuhkan Mario," pungkasnya.

PR 3 UMM Dr Sidik Sunaryo mengapresiasi mahasiswanya yang mampu berkarya meskipun tidak linear dengan jurusannya. Menurutnya, di era saat ini tidak menjamin kompetensi yang linear dengan disiplin ilmu yang ditempu.

"Banyak anak muda sukses di bidang lain meskipun tidak linear," ujarnya.

Ia juga menceritakan kalau dulunya sempat ingin menjadi ahli nuklir. Sidik juga sangat menghindari menjadi dosen. Tapi akhirnya, Sidik tidak menjadi ahli nuklir melainkan menjadi dosen yang awalnya tidak ia sukai.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved