Internasional

Begini Kisah Hidup Uday, Putra Sulung Sadam Hussein Yang Justru Dibenci Oleh Ayahnya Sendiri

Berita kontroversial Saddam Hussein santer beredar di dunia maya. Seperti ini sosok Uday, Anaknya, yang justru ia benci.

Penulis: Pambayun Purbandini | Editor: Pambayun Purbandini
Kolase Suryamalang

SURYAMALANG.com - Uday Saddam Hussein al-Tikriti adalah putera tertua Saddam Husein dengan istrinya Sajida Talfa. Ia merupakan saudara dari Qusay Hussein.

Ia lahir di Tikrit ketika ayahnya sedang di penjara.

Pria kelahiran 18 Juni 1964 ini lulus dari sekolah menengah atas dengan nilai yang tinggi. Ia melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Kedokteran, Baghdad University. 

Namun, ia hanya bertahan disana selama tiga hari. Selanjutnya ia pindah ke Jurusan Teknik di Universitas yang sama. Dari situ, ia lulus dengan predikat Summa Cumlaude dari Baghdad University dan menempati ranking pertama di kelas dengan jumlah siswa sebanyak 76.

Namun beberapa profesornya mengakui bahwa Uday nyaris tidak berhasil lulus di banyak kelas yang diambilnya. Ia mendapat kehormatan untuk mengisi pidato perpisahan karena semata-mata ia adalah anak Saddam Hussein.

Walaupun anak dari orang nomor satu di Irak kala itu, Uday tidak disukai oleh ayahnya.

Berdasarkan situs Jalopnik, koleksi mobil besar Uday dibakar oleh ayahnya karena kasus pembunuhan yang dilakukannya.

Kala itu di pesta untuk menghormati Suzanne Mubarak, istri dari presiden Mesir Hosni Mubarak, Uday membunuh Kamel Hana Gegeo, valet pribadi dan pencicip makanan ayahnya. Dilansir dari wikipedia, pembunuhan ini dimungkinkan atas permintaan dari ibunya.

Sebagai hukumannya Saddam dengan singkat memenjarakan putranya. Saddam bahkan menjatuhkan hukuman mati kepada Uday.

Namun, Uday hanya menjalani waktu selama tiga bulan di penjara di area pribadi. Atas campur tangan pribadi dari Raja Hussein dari Yordania, Uday dibebaskan dan dibuang ke Swiss sebagai asisten duta besar Irak disana.

Pada tahun 1990 ia diusir oleh Pemerintah Swiss karena kerap kali ditangkap akibat terlibat dalam perkelahian.

Selanjutnya, Uday ditunjuk oleh Saddam menjadi Ketua Komite Olimpiade Irak dan Asosiasi Sepak Bola Irak. Namun, ia menyiksa atlet yang gagal menang.

Selain itu, ia mendirikan klub olahraganya sendiri bernama Al-Rasheed dan menandatangani semua pemain terbaik dari negara itu untuk bermain bagi klub saat mereka mendominasi sepak bola Irak hingga bubar pada tahun 1990.

Ia juga menjadi editor koran Babel, sekretaris umum Persatuan Mahasiswa Irak dan Kepala Fedayeen Saddam.

Uday tampak bangga dengan reputasinya dan menyebut dirinya Abu Sarhan, istilah bahasa Arab untuk "serigala".

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved