Bangkalan

Kisah Sang Pengembara, Jalan Kaki dari Banyuwangi ke Madura Selama 12 Hari

Kamu kenal Sarwo (Gubernur Jatim Soekarwo atau Pakde Karwo)? Ya itu yang membuat jembatan (Suramadu) ini," ujar Zainudin.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: yuli
ahmad faisol
Zainuri memilih berteduh sejenak dari sengatan terik matahari di sebuah warung kopi di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Mlajah, Bangkalan, Jumat (20/4/2018) 

Di Pulau Madura,, ia harus tawassul ke makam 40 ulama besar. Di mulai dari Pesarean Syaichona Cholil dan Makam Sunan Cendana di Kecamatan Kwanyar. Di kecamatan pesisir di Bangkalan selatan itu, ia pernah nyantri.

Bahkan, KH Kholilurrohman (Ra Lilur) yang wafat sepekan lalu, disebut Zainuri, beberapa datang rumahnya.

"Lilur itu kekasih asli Nabi Khidir. Ia suka bermain di laut, seperti main di darat saja. Gak telles (tidak basah), lha wong air laut berjarak sejengkal dari tubuhnya," kenangnya.

Setelah selesai di Madura, ia melanjutkan tirakat mlaku ke arah barat melewati Kudus sampai ke Banten, Jawa Barat.

"Pulang dari Jawa Barat, ya tetap jalan kaki. Tiga bulan tugas ini harus selesai," jelasnya.

Tak hanya meninggalkan istri, ia juga meninggalkan kebun jeruk seluas satu hektare di kampungng halamannya. Sementara anak semata wayang telah berkeluarga dan tinggal di Ngawi.

"Santri yang ngurus kebun jeruk. Untuk pondok, ada yang ngurus. Ada tujuh kiai untuk mengajar para santri," pungkasnya.

Tags
Bangkalan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved