Malang Raya

Siswa SMK Telkom Malang Bikin 'Selamatin', Aplikasi Pelaporan Kejahatan ke Polisi

Bedanya dengan panic button di Polresta Malang, aplikasi langsung ke HP polisi. Selain itu juga jarak dari kantor polisi ke TKP bisa diketahui

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
sylvianita widyawati
Ade Guntur Ramadhan, kelas 10 SMK Telkom Malang memiliki passion ke android developer 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Ade Guntur Ramadhan, kelas 10 SMK Telkom Malang memiliki passion ke android developer. Pada April 2018 lalu ia meraih juara 1 di IT Fest di Universitas Atmajaya Jogjakarta lomba ide aplikasi. Ia membuat aplikasi pelaporan tindak kejahatan.

"Bedanya dengan panic button di Polresta Malang, aplikasi langsung ke HP polisi. Selain itu juga jarak dari kantor polisi ke TKP bisa diketahui karena ada petanya," jelas Ade kepada Suryamalang.com, Minggu (6/5/2018). Nama aplikasinya Selamatin.

Jika panic button masih lewat bantuan operator baru ke polisi. Sedang Selamatin ada dua aplikasi untuk masyarakat dan polisi. "Kalau masih lewat bantuan operator kelamaan," kata siswa kelas 10 RPL 4 ini. Namun syaratnya bagi masyarakat pendaftar baru harus mendaftar ke kantor polisi terdekat.

Tujuannya untuk membuat data base. Jika melaporkan, maka namanya sudah terdata. Atau jika misalkan melakukan kejahilan, maka sudah ada datanya. Sedang aplikasi bagi polisi juga sama terekam datanya. Tapi tidak disebarkan agar tidak dipakai orang lain.

"Ini bentuk security acces," ujar Ade. Memang ada plus minusnya. Seperti harus mendaftar ke kantor polisi juga perlu waktu. Aplikasi Selamatin telah diujicobakan di Polresta Surabaya lewat Kabag Ops, AKBP Bambang.

Ia memilih Surabaya karena kebetulan sedang liburan ke kota asalnya. Sedang di Surabaya ada rencana aplikasi sejenis tapi kerjasama dengan vendor tapi belum dilaunching. Saat ujicoba di Surabaya, polisi tetap di polres. Sedang ia dan seorang anggota berada di jalan sekitar Tugu Pahlawan.

Ia mencoba seolah-olah ada kejahatan. Kemudian dikirimkan ke polisi. Muncul notifikasi GPS realtime. Ide membuat aplikasi ini ternyata dari berita-berita kriminal. Ia melakukan riset membuat aplikasi yang beda.

Meski belum dimanfaatkan institusi kepolisian, ia berharap nanti aplikasi ini bisa bermanfaat agar bisa membantu masyarakat dari tindak kejahatan. "Arahnya saya ingin menggandeng polres jika benar-benar sudah siap," papar Ade. Dari juri di lomba, ia mendapat apresiasi agar aplikasinya bisa dikembangkan lagi.

"Yang masih bisa dikembangkan adalah ketepatan lokasi dan databasenya agar tidak crash dengan traffic. Sehingga user nyaman memakai aplikasi ini," papar dia. Untuk mengembangkan kreatifitasnya di bidang android developer, Ade juga aktif di komunitas. Bahkan ia sudah mendapat sertifikat dari BNSP berupa sertifikay mobile developer.

"Saya dapat sertifikat kompetensi lewat komunitas," terangnya. Ia aktif di Kelas Mobile Malang dan Developer Circle Malang sebagai pengurus tahun ini. Ia juga ingin membangun komunitas di sekolahnya agar bisa bergandengan dengan industri. Sehingga dapat info atau ikut workshop dan seminar untuk update kemampuan.

Tags
Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved