Sidoarjo
Mengenang Kiai Sholeh Qosim, Sumbangan Tertinggal Rp 500 pun Dia Kembalikan
"Saya pikir berapa, ternyata Rp 500 yang tertinggal di amplop. Jadi beliau itu memang sering dapat amplop dari tamu, tapi tidak pernah dibuka."
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Wafatnya Sholeh Qosim, kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) dari Sidoarjo, meninggalkan kesan mendalam bagi santri dan masyarakat NU.
Ia dikenal menjadi sosok yang sangat hati-hati dan amanah.
Muhammad Natsir, santri dan tetangga dekat Kiai Sholeh Qosim, menceritakan, satu kali dirinya dipanggil Kiai Qosim untuk mengembalikan uang.
Tak disangka, uang yang dimaksud hanya Rp 500.
"Saya pikir berapa, ternyata uang itu Rp 500 yang tertinggal di amplop. Jadi beliau itu memang sering dapat amplop dari tamu, tapi amplop itu tidak pernah dibuka, langsung dimasukkan ke dalam kotak masjid. Saat dibuka untuk kebutuhan pembangunan masjid, tertinggallah uang Rp 500 itu," ceritanya saat bertemu SURYAMALANG.COM di kediaman sang kiai, Kamis (10/5/2018).
Natsir mengaku diminta mengantarkan uang Rp 500 itu ke masjid.
"Beliau memang sangat teguh memegang amanah," komentarnya.
Baca: Kiai Sholeh Qosim Wafat dalam Usia 88 Tahun saat Sujud Salat Magrib
Natsir melanjutkan cerita lainnya. Kali ini tentang harapan guru-guru sekolah yang diasuh Kiai Qosim.
"Mereka menyampaikan, 'Kiai kalau sekolah libur hari Minggu, Insya Allah yang sekolah di sini semakin banyak'. Nah medengar hal itu Kiai Qosim menjawab, 'Kalau kamu nggak mau, ya keluar saja (tidak usah mengajar), saya ini pegang amanah dari para kiai untuk libur hari Jumat', begitu jawabnya," cerita Natsir.
Kiai kelahiran tahun 1930 itu merupakan pengasuh Pondok Pesantren Bahauddin Al Islami di Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo.
Hingga kini, madrasah di kompleks pondok pesantren itu pun tetap libur hari Jumat.