Surabaya

Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim Bantu Petani Tembakau untuk Jaga Produktivitas

Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim Bantu Petani Tembakau untuk Jaga Produktivitas

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
TEMBAKAU - Kondisi tanaman tembakau di Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, mati setelah dilanda hujan deras di saat musim kemarau basah. Hujan selama 2 hari di pekan lalu membuat lebih dari 400 hektar area tanam tembakau rusak. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dalam rangka menjaga dan meningkatkan produktivitas tembakau, Pemprov Jatim melalui Dinas Perkebunan turun membantu petani tembakau mengatasi dampak cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, menegaskan turun tangan ini penting karena interferensi yang dilakukan penting dalam proses budidaya dan panen. 

"Kami menyiapkan buffer stock sarana pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) untuk membantu petani tembakau melakukan pengendalian hama secara cepat apabila terjadi serangan akibat anomali cuaca," kata Rudy kepada SURYAMALANG.COM, Senin (13/10/2025).

Selain itu, Disbun Jatim juga menggelar pelatihan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) bagi petani di daerah sentra tembakau.

“Kita ingin agar petani mampu melakukan tindakan pengendalian secara mandiri dan tepat sasaran, sehingga kerusakan akibat serangan OPT dapat diminimalisir,” imbuhnya.

Baca juga: Potensi Cuaca Ekstrem di Jatim, BPBD Imbau Masyarakat Waspada dan Mulai Distribusikan Logistik

Upaya peningkatan produksi tembakau Jatim difokuskan pada peningkatan kualitas dan efisiensi budidaya.

Melalui Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku (PKBB) yang bersumber dari DBHCHT, Disbun Jatim menyalurkan bantuan pupuk ZA, ZK, dan KNO, serta sarana produksi seperti bibit, pestisida, dan pupuk pendukung lainnya.

Rudy menambahkan Disbun juga mendorong petani untuk menerapkan Good Agricultural Practice (GAP) dan Good Handling Practice (GHP) melalui kegiatan demplot inovasi pengembangan varietas tembakau unggul.

Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas petani muda dilakukan lewat pelatihan budidaya tembakau ramah lingkungan bekerja sama dengan Universitas Brawijaya, BRMP-TAS, dan BMKG Karangploso.

Terkait potensi tembakau petani yang tidak terserap industri, Disbun Jatim sejak awal musim tanam telah berkoordinasi dengan BMKG Karangploso untuk menyebarluaskan informasi iklim dasarian, prakiraan cuaca, serta awal musim tanam.

“Kami juga mengimbau petani untuk membatasi luas area tanam dan lebih fokus pada peningkatan produktivitas serta kualitas,” tegasnya.

Selain itu, petani diharapkan bermitra dengan Industri Hasil Tembakau (IHT) agar mendapatkan pembinaan teknis, jaminan penyerapan hasil panen sesuai mutu yang diharapkan, serta kepastian harga yang wajar.

Menanggapi penurunan harga tembakau akibat kualitas yang kurang baik, Rudy mengatakan Disbun Jatim memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti hand traktor, cultivator, pompa air, tandon air, dan mesin perajang tembakau.

Dukungan ini diharapkan dapat membantu petani menerapkan GAP dan GHP secara optimal sehingga kualitas daun tembakau meningkat.

“Harga tembakau sangat ditentukan oleh kualitasnya. Dengan dukungan sarana dan pelatihan yang tepat, kami berharap petani Jatim dapat menghasilkan tembakau berkualitas tinggi meskipun di tengah tantangan cuaca tidak menentu,” ujarnya.

Diketahui data sementara produksi tembakau di Jawa Timur tahun 2025 secara keseluruhan hingga saat ini adalah 41.262,61 ton dengan luas lahan 30.340,98 hektare.

Situbondo menjadi daerah sementara penghasil tembakau terbanyak yakni 18.967.02 ton dengan luas lahan 10.961,540 hektare. Disusul Probolinggo yakni 9.938,42 ton dengan luas lahan 7.411,00 hektare.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved