Teroris Serang Jawa Timur

Terungkap Alasan Wanita dan Anak-anak Turut Jadi Pelaku Bom, Ada Pesan Terselubung

Pelaku bom teroris yang melibatkan wanita dan anak-anak atau dikenal black widow memiliki tujuan khusus. Ini pesannya..

Editor: Pambayun Purbandini
IST
Keluarga teroris yang meledakkan tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018). 

SURYAMALANG.com - Masih belum surut pemberitaan mengenai kejadian bom di tiga gereja di Surabaya dan di Rusun Sidoarjo, masyarakat kembali dikejutkan dengan bom yang menyerang Mapolrestabes Surabaya pagi ini (14/5/2018).

Dalam aksi pemboman di tiga gereja, pelaku adalah satu keluarga yakni kepala keluarga, istri, dan keempat anaknya.

(Baca: Mbah Mijan Pernah Cuitkan ini di Akun Twitternya sebelum Teror Bom Ledakkan Surabaya, Terbukti?)

Selang beberapa saat, ledakan bom di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, juga dilakukan oleh satu keluarga.

Teroris bernama Anton beserta istri dan seorang anaknya tewas di lokasi kejadian.

Baca: Surabaya Berduka, 1000 Lilin dari Bonek hingga Mahasiswa untuk Korban Bom Gereja Surabaya

Ketiga anaknya yang selamat telah di evakuasi ke rumah sakit.

Terbaru, kasus bom terjadi pada Senin (14/5/2018) pagi.

Dari rekaman CCTV diketahui bahwa pelaku mengendarai sepeda motor.

Pelaku adalah seorang wanita dengan seorang anak perempuan.

Lantas, apa alasan wanita dan anak-anak turut dilibatkan jadi pelaku bom bunuh diri?

Dilansir dari Banjarmasin Post, pelaku bom teroris yang melibatkan wanita dan anak-anak atau dikenal black widow memiliki tujuan khusus.

Hal ini seperti diungkapkan oleh mantan napi teroris, Sofyan Tsauri.

Ia mengungkapkan bahwa aksi teroris ini baru di Indonesia.

Baca: AKBP Eva Pastikan Ledakan di Satpas Colombo dan WTC Surabaya Adalah Hoax

Namun, tindakan terorisme dengan melibatkan wanita dan anak-anak bukanlah sesuatu yang baru di Georgia utara, Irak, dan Iran.

Pelaku merupakan janda-janda yang suaminya terbunuh, bahkan ada yang jadi otak penyerangan.

Sebagaimana dilansir dari tayangan live Metro TV, pelaku wanita dan anak-anak bisa jadi pesan untuk para pria, agar bisa lebih giat untuk melakukan perlawanan.

"Pesannya jelas, wanita saja bisa. Ini provokasi, agar para pria bisa lebih giat lakukan perlawanan pada pemerintah atau target".

Dijelaskan Sofyan, pelaku juga merupakan korban ideologi atau pemahaman yang salah.

Apa yang dilakukan saat ini, dianggapnya sebagai jihad.

Oleh sebab itu, menurutnya tugas pemerintah seharusnya diprioritaskan pada pengubahan ideologi atau mindset.

"Ideologi harus diclearkan, melalui beberapa kali terapi", ujar mantan tahanan teroris ini.

Baca: Pengakuan Eks Teroris, Alasan di Balik Teror Bom 3 Gereja di Surabaya Ternyata dari Video ini

Serangan bom beruntun di Surabaya yang terjadi selama dua hari

Diberitakan sebelumnya bahwa dalam dua hari berturut-turut, telah terjadi lima insiden ledakan bom di Surabaya.

Pertama, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi.

Ledakan kedua terjadi di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo pada Minggu (13/5/2018) malam.

Dan pagi ini (14/5/2018) masyarakat kembali dikejutkan dengan bom yang meledak di Polrestabes Surabaya.

Baca: Anak Kecil yang Bangkit Usai Ledakan Polrestabes Surabaya, Ada Kata ini di Celana Dalam

(TribunVideo/Banjarmasin Post/Surya Malang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved