Tulungagung

Pelaku Bom Surabaya Berkaitan dengan Lapas Tulungagung, Ternyata Temui Napi Teroris Ini

Kedatangan mereka untuk mengunjungi napi teroris (Napiter) yang menjalani hukuman di penjara ini.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
IST
Keluarga teroris yang meledakkan tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018). 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG -Teror bom di Surabaya dan Sidoarjo diketahui dilakukan oleh jaringan teroris yang memiliki hubugan dekat.

Polisi mengungkap fakta tiga keluarga yang melakukan peledakan bom bunuh diri itu sama-sama diketahui pernah berkunjung ke Lapas Tulungagung.

Para anggota jaringan teroris yang ditembak mati polisi juga diketahui pernah berkunjung ke Lapas yang sama.

Siapa para Napi yang dikunjungi para pelaku teror bom yang sudah tewas itu di Tulungagung?

PLH Kalapas Klas IIB Tulungagung, Manap menyatakan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Tri Murtiono ternyata pernah pernah datang ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Tulungagung.

Kedatangan mereka untuk mengunjungi napi teroris (Napiter) yang menjalani hukuman di penjara ini.

Dari data kunjungan tamu, Tri Murtiono tercatat mengunjungi Napiter Ridwan Sungkar pada tangal 1 Maret 2017.

Sementara terduga teroris, Budhi Satrio yang ditembak Densus 88 di Desa Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo juga sering datang ke LP Tulungagung.

Budi tercatat dua kali mengunjungi Napiter Dedi Rofaizal pada tanggal 23 Februari 2016 dan 23 Juni 2016.

“Keduanya memang pernah mengunjungi Napiter di Lapas Tulungagung,” terang Manap.

Menurut Manap yang juga Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), tidak menutup kemungkinan mereka sering datang lebih ke Lapas Tulungagung.

Sebab jika datang dalam rombongan, yang mencatatkan kartu identitas hanya satu orang.

Sehingga bisa saja Tri Murtiono dan Budhi datang bersama rombongan dan tidak mencatat identitasnya.

“Semua identitas tetap diminta petugas, tapi yang dicatat hanya satu orang,” tutur Manap.

Di Lapas Tulungagung ada tiga Napiter.

Ridwan Sungkar yang divonis empat tahun adalah Napiter kiriman dari Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Ridwan hampir setiap hari dikunjungi keluarganya.

Kemudian kedua , Dedi Rofaizal divonis 9 tahun merupakan pindahan dari Lapas Kediri.

Dan yang ketiga adalah Noeim Baasyir yang divonis enam tahun penjara.

Noeim adalah Napiter yang dipindah belakangan dari Lapas Tuban.

Mereka ditempatkan di blok Drupada, yang merupakan bekas blok anak-anak.

Di blok ini hanya ada dua kamar, satu kamar ditempati Noeim dan Ridwan, satu kamar lainnya ditempati Dedi.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin (14/5) juga mengungkap hubungan pelaku pengeboman tiga gereja dan di Rusunawa Sepanajang Sidoarjo dan kaitannya dengan Lapas Tulungagung.

"Anton ini teman dekat dari Dita pelaku bom di Gereja Surabaya," jelas Tito.

Keduanya ini kata Tito sudah berhubungan apik, keduanya juga pernah berkunjung ke Lapas di Tulungagung pada 2016 lalu.

Tito menambahkan, pelaku Anton ini hendak bergerak dan menyiapkan bom setelah mengetahui Dita yang memegang jabatan sebagai pimpinan JAD Surabaya tewas dalam bom bunuh diri

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved