Media Sosial
Perempuan Ini Ungkap Cara Teroris Rekrut dan Tanamkan Paham Radikal ke Mahasiswa dan Pelajar
Seorang wanita membagikan kisahnya saat ia mengganggap dirinya hampir menjadi seorang teroris saat kuliah.
SURYAMALANG.COM -Peristiwa teror bom di Surabaya dan Sidoarjo membuka pengetahuan baru terkait latarbelakang para pelakunya.
Latar belakang pendidikan dan ekonomi serta status kependudukan para pelaku peledakan bom yang meruapakan satu keluarga mematahkan pemahaman lama tentang ciri-ciri seseorang yang patut diwaspadai sebagai teroris.
Bila dulu banyak 'pengantin' atau pelaku pemboman adalah orang-orang berpendidikan dan berlatar belakang ekonomi rendah, sekarang penilaian itu tak berlaku.
Pelaku teror bom di Surabaya, Dita dan Anton serta Budi yang ditembak mati saat penyergapan di Sidoarjo diketahui memiliki latar belakang pendidikan yang baik, bahkan mereka bersekolah di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi favorit di Surabaya.
Pengetahuan baru terkait teroris yang jadi terbuka sekarang ini adalah mulai terbukanya pola-pola penanaman radikalisme yang sudah dijalankan di sekolah dan kampus.
Bila sebelumnya ada pemilik akun facebook, Ahmad Faiz Zainuddin yang membeberkan cara-cara penanaman paham radikal di sekolah dan kampus yang pernah dialaminya, kini ada pemilik akun lain yang melakukan hal serupa.
Seorang wanita membagikan kisahnya saat ia mengganggap dirinya hampir menjadi seorang teroris.
Akun Facebook Yunita Dwi Fitri membagikan kisahnya pada 14 Mei 2018 pada pukul 23.58 WIB.
Unggahan tersebut pun telah dibagikan lebih dari 7800 kali dan disukai lebih dari 11000 kali.
Yang memprihatinkan ternyata banyak komentar yang menyatakan mereka pernah mengalami hal atau pengalaman serupa.
Bagi anda yang belum tahu, kisah YUnita ini bisa jadi pengetahuan baru sekaligus menjadi modal melawan paham radikal.
Ia mengatakan mengalami kejadian ini 12 tahun yang lalu saat ia sedang menjalankan tugas akhir sebagai seorang mahasiswi.
"Karena saya peduli, jadi mau sharing cerita 12 tahun yang lalu...
"Waktu lagi galau2nya Tugas Akhir kuliah, diperjalanan menuju kosan dari kampus sendirian, sepanjang jalan Sekeloa mikirin Tugas Akhir yang bener2 bikin galau," tulisnya.
Lalu Yunita menceritakan tentang bagaimana awalnya ia bisa hampir masuk ke dalam kelompok aliran sesat tersebut dimulai saat ia pulang dari kampusnya menuju kosnya.
Saat itu ia dihampiri oleh seorang perempuan remaja yang disebutnya Anna dan bertanya tentang kos karena Anna sedang mencari kos.
Karena kebetulan kos Yunita masih ada kamar kosong, kemudian ia membawa Anna ke kosnya.
Namun, hal aneh mulai terjadi, bukannya bertemu pemilik kos, Anna malah meminta minum dan duduk di dalam kamar.
Setelah itu, Anna melihat Alquran yang terbuka di atas sajadah dan ia pun bertanya kepada Yunita, "Suka baca Al-Quran kak?"
"Iya, lagi belajar, suka baca tafsirannya," jawab Yunita.
Setelah itu dibalas lagi, ""Saya besok kesini lagi ya kak bawa temen, nanti kita belajar bareng-bareng ttg tafsir Al Quran."
Awalnya Yunita sudah mulai curiga, namun karena ia memang punya tujuan untuk mempelajari Alquran dan buku-buku yang berkaitan dengan Ketuhanan, maka ia pun mengiyakannya.
Lalu Keesokan harinya Anna membawa seorang wanita yang berusia 22-23 tahun saat itu.
Wanita tersebut disebut Tari dalam cerita ini.
Dengan fasih dan hafal Tari meminta dan menginstruksikan Yunita untuk membuka Alquran dan ayat-ayatnya.
Dari setiap ayat yang dibacakan, Yunita sempat menarik kesimpulan bahwa menurut Tari "halalnya membunuh orang-orang kafir, jihad dijalan Allah tidak mudah, pasti akan dimusuhi bahkan oleh keluarga sendiri, tapi hal itu yang dibenarkan dalam Al-Quran, maka dari itu diawali dengan sembunyi2 agar misi terlaksana dengan baik."
Setelah pertemuan itu, Tari mengajak Yunita untuk melanjutkan belajar bersama tersebut di kos Tari yang ternyata tak begitu jauh dengan Anna akan menjemputnya besok.
Yunita sebenarnya sudah agak takut di situ, namun karena ia masih penasaran akhirnya ia tetap melanjutkannya.
Keesokan hari, Anna datang menjemput dan mengajak ke kos Tari.
Di kos tersebut, kos ditutup rapat-rapat.
Tari kemudian mengeluarkan sebuah papan tulis putih berukuran sedang.
Diawali doa, Tari mulai mengajarkan ideologi, namun tak ada Alquran.
"Disitu ia menceritakan bahwa Tari menggambarkan Menggambarkan sebuah mobil ketika driver salah mengendarai, masuk kejurang, matilah semua penumpang didalam mobil, begitulah jika disebuah negara pemimpinnya salah, intinya adalah negara ini salah dan kita semua berdosa jika dipimpin dengan pemimpin yang salah," tulis Yunita melanjutkan.
"Kemudian menggambarkan sebuah apel busuk ketika ada didalam kulkas bersama apel-apel yang baik, maka apel yang baik akan tertular busuk, itulah kita jika masih berteman dengan orang kafir dan tidak sepemahaman dengan kita.
"Dari gambaran2 itu, kira-kira paham kan ya maksudnya. Banyak lah ideologi2 yang dia sampaikan. Dan dia menyebut kita harus membangun Negara Islam Indonesia untuk negara yang diridhoi Allah."
"Semakin curiga hati ini ketika dia bilang: "Untuk membangun misi ini diperlukan dana, karena kita membangun sebuah negara baru untuk Allah, dan diperlukan pengorbanan dan ketetapan hati, jadi kamu akan dibay'at di Cimahi (saya kurang inget tepatnya dimana) dengan membawa uang 400rb, jangan bertanya bukankah amal itu seikhlasnya? Tidak.. karena dengan perngorbananmu maka Allah akan tau sampai mana pengorbananmu untuk-Nya. Bahkan ketika kamu berbohong meminta uang ke orang tua atau menjual handphonemu adalah sebuah pengorbanan untuk Allah. Adapun baju yang harus dikenakan adalah kemeja, hijab, celana bahan"
Yunita mengakui ia merasa ia dicuci otaknya dan otaknya hanya mengikuti perkataan dari mereka hingga tak berani berbicara pada teman-temannya.
Lalu ia mencari pendapat lain, dan bertermu 2 orang mahasiswa lainnya yang dianggap sebagai penyelamatnya.
Kisah akhir Yunita ditutup dengan kalimat, "12 tahun sudah berlalu, sekarang Indonesia sedang darurat teroris, dan saya percaya ini bukan cuma sekedar isu.. Sekarang Tari-Tari lain banyak kita temui di sosmed.. jangan biarkan mereka semakin berkembang
Demi NKRI. Demi Agamaku."
Berikut ini adalah cerita lengkap dari Yunita:
*Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Viral Kisah Wanita yang Berhasil Lolos dari Jeratan Aliran Sesat, 'Saya Hampir Jadi Teroris', http://style.tribunnews.com/2018/05/16/viral-kisah-wanita-yang-berhasil-lolos-dari-jeratan-aliran-sesat-saya-hampir-jadi-teroris?page=all&_ga=2.12967031.1180787954.1526291329-772830321.1487728209.
Penulis: Dimas Setiawan Hutomo