Ayahnya Dihukum Mati, Putra Bungsu Amrozi Bertekad Balas Dendam, yang Terjadi Kemudian Mengejutkan

Sempat Mau Balas Dendam, Putra Bungsu Pelaku Bom Bali 1 Amrozi Malah Lakukan Hal Mengejutkan Banyak Orang

Editor: Adrianus Adhi
Kolase Surya Malang
Dari Kiri: Amrozi, Zul Mahendra 

SURYAMALANG.com, LamonganKehebohan aksi teror di Indonesia beberapa waktu lalu mengingatkan kita akan teror Bom Bali pada Juli 2003.

Oleh banyak orang, teror bom ini disebut sebagai teror bom bali 1.

 

Dalam insiden tersebut, ada 202 orang meninggal dunia dan 209 lainnya luka-luka. Insiden itu juga menyeret sejumlah nama, salah satunya Amrozi.

Amrozi disebut sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas peristiwa yang dikecam oleh banyak orang.

Selain Amrozi, peristiwa tersebut juga menyeret sejumlah nama pelaku yang lain, seperti Muklas atau Ali Gufron dan Imam Samudra.

Ketiga pelaku ini juga mendapat hukuman yang sama, yakni hukuman mati.

Baca: Pantesan Syahrini Jarang Posting Yoga Lagi, Ternyata Ia Alami Peristiwa ini Saat Berlatih

Baca: Motif Siswi SMP di Blitar Gantung Diri Mulai Terkuak, Teman Sekolahnya Ungkap Hal Mengejutkan Lain

Baca: Tajir Melintir, Lihat Penampakan Depan Rumah Anang & Ashanty, Bagian Dalamnya Lebih Heboh Lagi

Baca: Gak Nyangka, Ayu Ting Ting Sampai Nyumpah Ini Jika Ivan Gunawan Putus dengan Faye Malisorn

Amrozi kemudian dieksekusi mati pada Minggu (9/11/2008) di lembah Nirbaya, Nusakambangan.

Belakangan diketahui kalau kematian Amrozi tak bisa diterima begitu saja oleh putra bungsunya, Zulia Mahendra.

Dalam wawancara dengan Harian SURYA (grup SURYAMALANG.com), Zulia Mahendra yang kini berusia 33 tahun mengatakan dendam itu disimpannya bertahun.

Walau demikian, dendam itu kini sudah luntur.

Ia mengaku sudah bisa melepaskan dendam itu.

Baca: Hubungan Asmaranya Dibongkar, Meggy Diaz Lirik Tukul Arwana, Takut Salah Ngomong

Baca: Baru lulus SMA dan Mengaku Ingin Nikah Muda, Dul Jaelani: Kata Siapa Saya Nggak Kuliah?

Baca: Karena Ucapan Sederhana ini, Raffi Ahmad Luluh dan Mantap Menikahi Nagita Slavina

Baca: Suami Tantri Kotak Bagi Tips Buat Yang Bingung Saat Lebaran Ditanya, Kapan Nikah?, No 6 Bikin Ngakak

Di temui di rumahnya pada Minggu (20/8/2017),  Mahendra yang memiliki paras seperti ayahnya ini menceritakan proses pemulihan trauma itu. 

"Sebenarnya prosesnya cukup lama, dengan rasa dendam yang masih ada.

Seperti didiskriminasi sama negara, sama masyarakat," kata Hendra.

Ia menceritakan ketika sang ayah hendak dieksekusi, ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Kala itu Hendra merasa membenci negara. Apalagi, ia tengah dalam pencarian jati diri.

Baca: Villa Mulan Jameela Dinilai Kumuh, Apartemen Maia Estianty ‘Wow’ hingga Disebut: Langit dan Bumi

Baca: Dewi Perssik Pingsan Saat Manggung, Roy Kiyoshi Ungkap Penyebabnya

Baca: Nia Ramadhani Klarifikasi Kedekatan Jessica Iskandar dan Richard Kyle, Ini Pengakuan Jedar

Baca: Uniknya Jersey Timnas Nigeria untuk Piala Dunia Diklaim Terbanyak Dipesan, Ini Desain dan Harganya

Hendra bahkan sempat ingin meneruskan perjuangan sang ayah.

Ia belajar secara otodidak cara membuat dan merakit bom, serta ilmu tentang persenjataan.

"Sangat-sangat benci (sama negara). Bahkan saya dendam, dalam artian, saya harus meneruskan (perjuangan ayah) ini. Saya nggak bisa tinggal diam," kenang Hendra.

Kebencian Hendra itu juga diwujudkan dengan tidak mau hormat kepada bendera merah putih.  Hendra memilih untuk tak ikut upacara bendara ketika bersekolah.

Ia pun sering masuk ruang bimbingan konseling. Tapi ia tak peduli.

Baca: Anak Aa Gym Mencurahkan Isi Hatinya Sepeninggal Sang Putri, Ilmu Ikhlas Yang Luar Biasa

Baca: Terungkap Isi Rumah Roy Kiyoshi Dari Luar Tampak Mewah, Tapi Dalamnya Bikin Bergidik

Baca: Terungkap Fakta Lain, Lina Beberkan Alasan Perceraiannya dengan Sule, Ternyata Bukan Pihak Ketiga

Baca: Dewi Perssik Pingsan Saat Live TV, Ayu Ting Ting dan Raffi Ahmad Ungkap Kondisi Sebenarnya

Saat itu ia lebih memilih untuk bertikai dengan guru ketimbang harus hormat pada bendera.

Namun dendam itu lama-lama sirna setelah banyak berdiskusi dengan paman-pamannya yang juga mantan instruktur perakit bom jamaah islamiyah, Ali Fauzi dan Ali Imron. 

Dia baru merasa tidak ada gunanya menyimpan dendam.

Baca: Diduga Dibunuh, Pria Jakarta Ditemukan Tewas di Apartemen Educity Pakuwon City Surabaya

Baca: Nasib Menyedihkan Remaja Penghina Jokowi, Hukuman dari Sekolahnya Tak Tanggung-tanggung

Baca: Mengenal Lebih Dekat Nissa Sabyan, Gadis Bersuara Merdu yang Namanya Semakin Dikenal

Baca: Masih Ingat Deomampo Tukang Sunat Cantik? Kabar Terbarunya Bikin Gemes, Jadi Pingin Sunat Lagi

"Jadi memang dari proses-proses yang sudah berjalan, apalagi usaha dan perbaikan mental dari paman, dari ustaz Ali Fauzi, dari ustaz Ali Imron, memang sangat-sangat membantu dalam memulihkan,” kata Hendra

"Dari proses-proses yang sudah berjalan – 10 tahun itu – memang sudah berpikir, sih.

Sudah berpikir saya harus buang dendam yang memang lama. Memang masih ada-lah, dendam-dendam sedikit lah. Tapi coba saya hapus," katanya.

Baca: Cari Suami Setelah Menjanda, Shinta Bachir Ngaku Rela Dipoligami, Syaratnya

Baca: Hilang Selama 24 Tahun, Orangtua dan Anaknya Akhirnya Bisa Bertemu Lagi Berkat Bantuan Ini

Baca: Kisah Gus Dur Sering Tidur saat Rapat Tapi Kemudian Tanggapannya Nyambung

Baca: Bu Nyai Menopause Sehingga Rela Dimadu, Tapi Begini Sikap Kiai Abdul Mannan

"Insya Allah, bapak juga mendukung langkah saya (sekarang)," katanya. 

Lantas apa yang terjadi dengan putra bungsu Amrozi sekarang? Dia kini telah meninggalkan dendam-dendam itu.

Zulia Mahendra bahkan menjadi pengibar bendera saat 17 Agustus 2017.

Baca: Bikin Mohamed Salah Cedera, Sergio Ramos dapat Surat dari Kakbah Mekkah, Isinya Menyayat Hati

Baca: Ayu Ting-Ting Gelar Pesta Dirumahnya Jika Ivan Gunawan dan Faye Malisorn Bermasalah, Cemburu?

Baca: Tajir Gak Ketulungan, Intip Kamar Mandi Mewah Milik Nia Ramadhani, Bikin Betah dan Ogah Keluar

Baca: Belum Resmi Cerai, Istri Daus Mini Sudah Perkenalkan Pacar Baru, Sebut Suami Tak Beritikad Baik

Baca: Ini Sederet Hal Misterius yang Akhirnya Buat Mulan Jameela Berhijab: Permintaan Maaf hingga Karma

Itu berawal dari permintaan sang paman, Ali Fauzi. Permintaan itu disampaikan via grup layanan perpesanan Whatsapp.

Upacara tersebut kemudian terjadi di kantor Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), di Lamongan, 17 Agustus 2017.

Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017).
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kiri) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). (surya/hanif manshuri)

Kini Hendra telah mengikrarkan diri pada kedamaian di negara ini.

Baca: Membentuk Model Keluarga Islami Dari Kisah Para Nabi Hingga Raja Firaun

"Jadi, ya sudahlah. Kita mulai dari sini.

Jadi memang satu tahun ini yang sangat berarti untuk kembalinya kecintaan saya kepada Indonesia," tegasnya. (fla/nif)

Baca: 6 Fakta Isu Bom yang Membuat Ratusan Penumpang Lion Air Melompat dari Pesawat di Pontianak

Baca: Ngeri, Sedang Asik Selfie, 2 Perempuan ini Tersambar Petir

Baca: Mantap Pilih TVOne, Ternyata ini Alasan Ustadz Abdul Somad Tolak Tawaran TV Lain

Baca: Ciderai Mohamed Salah, Pengacara Mesir Tuntut Sergio Ramos Senilai Rp 16 Triliun

Baca: Incipi Takjil, Ini Cerita Pangeran Harry Yang Hadiri Buka Bersama Umat Islam di Inggris

Baca: Kisah 300 Sumur Yang dibangun Oleh Pasukan Jin Nabi Sulaiman, Ada Rahasia Ajaib

Baca: Dramatis! Polisi Hadang Pencuri Truk dari Surabaya saat Lewat Mojokerto

Baca: Sempat Ngaku Narkoba Untuk Diet, Lihat Kondisi Dhawiya di Penjara Sekarang, Netizen Malah Ngenes

--

Follow Instagram SURYA MALANG

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved