Blitar
Ini Permintaan Siswi Blitar yang Bunuh Diri, Ibunya Sedih, Lalu Bilang Seperti Begini
Ini Permintaan Siswi Blitar yang Bunuh Diri, Ibunya Sedih, Lalu Bilang Seperti ini
Dalam surat itu, korban meminta Mariani untuk tak berteriak saat menemukan tubuhnya tergantung.
Korban juga meminta Mariani untuk menelepon RSUD Mardi Waluyo, yang nomornya sudah ia tulis, dengan keterangan letak kartu BPJS yang sudah disiapkan korban.
Baca: Mengeluh Soal Honor di Hitam Putih, Ini Tanggapan Jane Shalimar, Hingga Buat Deddy Angkat Bicara
Baca: Rumah Tangganya Sering Ribut, Roy Ramal Dewi Persik Akan Alami Kejadian Buruk Bila Tak Segera Hamil
Nyaris seluruh, permintaan ini dipenuhi oleh keluarga.

Pengakuan Ibu
Di akhir pemakaman, Ibu EPA, Endang Susiani, sempat memberikan komentar ke media usai proses pemakaman anaknya.
Pertama, dia berdoa agar anak bungsunya itu masuk surga. Lalu, dia menyinggung soal sistem zonasi dalam penerimaan peserta Didik baru di tingkat SMA.
Dia meminta pemerintah mengkaji ulang sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru tingkat SMA.
Kabar yang beredar di teman-teman sekolah, EPA nekat bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar yang diidamkannya.
Endang mengakui EPA pernah mengeluh kepadanya soal sistem penerimaan peserta didik baru di tingkat SMA.
Baca: Buka Puasa Bareng Pegawai, Keluarga Ashanty Jadi Sorotan, Warganet: Mau Dong Kerja di Rumah Bunda
EPA khawatir peluangnya diterima di salab satu SMA favorit di Kota Blitar kecil karena terbentur sistem zonasi.
"Sebelumnya dia sempat mengeluh soal itu ke saya. Dia juga pesimis tidak bisa masuk sekolah favorit seperti kakak-kakaknya.
Untuk itu, saya minta pemerintah untuk mengkaji ulang sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di SMA," kata Endang.

Sebelumnya, EPA, ditemukan meninggal gantung diri di kamar kos, Jl A Yani, Kota Blitar, Selasa (29/5/2018).
Diduga motif yang mendorong remaja 16 tahun yang baru lulus dari SMPN 1 Kota Blitar ini bunuh diri karena khawatir gagal masuk SMA favorit di Kota Blitar karena terbentur masalah zonasi.
Sistem zonasi ini memprioritaskan siswa dari dalam kota. Sedangkan siswa dari luar kota hanya diberi kuota sekitar 10 persen.