Ini Penjelasan Ilmiah, Kenapa Orang Berkacamata Selalu Dianggap Lebih Cerdas
Anggapan bahwa orang berkacamata lebih cerdas rupanya tak muncul tiba-tiba, tapi ada penjelasan Ilmiah dibaliknya.
SURYAMALANG.COM, - Bagi anda yang memiliki kebutuhan khusus pada mata sehingga sehari-hari perlu menggunakan bantuan kacamata.
Tentu seringkali mendapat anggapan bahwa anda adalah seorang kutu buku, atau tak jarang datang anggapan bahwa anda adalah orang yang cerdas.
Anggapan ini tampaknya tak muncul tiba-tiba, karena ternyata ada penjelasan ilmiah dibalik hal tersebut.
Riset terbaru mengungkapkan, ada korelasi positif antara penglihatan buruk dan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.
Melansir dari TribunJogja.com, peneliti dari University of Edinburgh melakukan riset ekstensif untuk menyelidiki bagaimana sifat turun-temurun individu dapat memengaruhi fungsi kognitif mereka.
Periset menganalisis data dari 300.486 orang berusia antara 16-102 yang telah dikumpulkan oleh Inggris Biobank dan the Charge and Cogent consortia.
Baca: Jadwal Buka Puasa Hari ini 2 Juni 2018 untuk Jakarta, Surabaya, Malang dan Kota Lainnya
Baca: Ini Kabar Terbaru Miyabi, Dari Pensiun Bintangi Film Panas Sampai Pekerjaan Barunya
Baca: Dewi Perssik Berurai Airmata usai Berdamai dengan Angga Wijaya, Ceritakan Sikap Suami Berubah
Periset mengidentifikasi 148 lokus genetik independen yang dikaitkan dengan kemampuan kognitif.
Selain itu, mereka juga menilai apakah berbagai aspek, seperti penglihatan, tekanan darah tinggi, dan harapan hidup, dan hal lain yang mempengaruhi kecerdasan.
Hasilnya, sekitar 30 persen peserta yang memakai kacamata memang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang lain.
Selain itu, fungsi kognitif yang lebih besar juga dikaitkan dengan beberapa aspek kesehatan seperti umur panjang, penurunan risiko kanker paru-paru, kesehatan kardiovaskular, dan kondisi mental yang lebih baik.
Dr Gail Davies, ahli statistik genetika di University of Edinburgh sekaligus pemimpin para analisis, mengatakan, timnya akan mampu menemukan instrumen yang lebih penting lagi di masa depan.
"Ini merupakan riset genetik terbesar dari fungsi kognitif," paparnya.
Menurut dia, riset ini telah mengidentifikasi banyak perbedaan genetik yang berkontribusi pada tingkat kemampuan berpikir.
Penemuan ini juga menunjukan efek genetik jangka panjang pada kesehatan.
Dari hasil riset, diketahui bahwa struktur otak memberi dasar untuk menjelajahi mekanisme di mana perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi kemampuan berpikir sepanjang hidup.