Pilkada Kota Malang
Di RS Saiful Anwar Kota Malang, Tak Ada Pemilih Lewat TPS Mobile
sampai siang belum ada mobile TPS ke RSSA untuk melayani pasien dan keluarganya. Pihaknya ke RSSA setelah ada rekom dari Panwascam Klojen
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Tak ada pasien atau keluarganya yang sedang di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang yang memilih, Rabu (27/6/2018). Kebetulan hanya beberapa kamar didatangi petugas mobile dan saksi TPS 10 Kelurahan Klojen. Nampaknya mereja tidak siap membawa formulir A5.
Sehingga petugas tidak bisa memprosesnya. Kedatangan Ketua TPS 10, M Ismail dengan para saksi dan PPL serta Panwascam Klojen hanya sekitar 45 menit . Mereka datang pukul 12.30 WIB dan selesai pukul 13.15 WIB. Adapun lokasi yang didatangi beberapa kamar di kamar paviliun Mawar dan satu kamar di Wijaya Kusuma.
Seperti saat di kamar 418 Paviliun Mawar, keluarga pasien menyatakan tidak membawa A5. Petugas kemudian izin keluar. Tak membawa hasil di lantai 4, mereka turun dan mendatangi ruang tunggu keluarga pasien di satu titik yang sedang berkumpul. Disini juga nihil.
M Ismail menyatakan tidak bisa meneruskan lagi karena lebih jam 13.00 WIB tidak bisa dilayani. Sebab pencoblosan mulai pukul 07.00-13.00 WIB. TPS 10 berada di kawasan Kampung Putih, kampung sebelah RSSA. Dan ternyata dari TPS itu memang tidak memperhitungkan RSSA.
"Kalau kami ke RSSA ya tidak ada kewenangan. Sebab kami bukan TPS khusus," jelas Ismail memberi alasan.
Karena itu sampai siang belum ada mobile TPS ke RSSA untuk melayani pasien dan keluarganya. Pihaknya ke RSSA setelah ada rekom dari Panwascam Klojen.
Ini dilakukan setelah ada laporan PPL Kelurahan Klojen, Andi Heryawan bahwa sampai pukul 11.30 WIB tidak ada pergerakan TPS 10 ke RSSA. Muhammad Khosholikodin, Panwascam Klojen kemudian menindaklanjuti dengan meminta agar ada TPS mobile ke RSSA.
"Kalau pasien ke TPS ya kasihan. Sebab TPSnya jauh dan ada turunan," kata Odin, panggilan akrabnya.
Dari pengalaman sebelumnya, biasanya ada TPS di RSSA. Tapi tahun ini tidak ada, namun harusnya dilayani TPS terdekat. Namun karena tidak masuk perhitungan, maka dua kardus minum langsung dijadikan kotak suara. Ismail kemudian juga membawa sejumlah surat suara namun tidak dihitungnya.
Sampai akhir, surat suara itu tetap dipegangnya dan tidak berpindah tangan. "Saya tidak sempat menghitung bawa berapa. Tapi sampean saksikan sendiri kan tidak ada yang dipindah tangan," paparnya.
Jumlah TPS di Kelurahan Klojen ada 11 sesuai dengah jumlah RW.
Dikatakan Odin, jika RSSA masuk perhitungan, jika mengacu pada pemilihan sebelumnya maka pasti ada tambahan kotak suara. Bukan kotak suara buatan dari kardus minuman.
Dikatakan dia, saat rakor terakhir H-2 antara lain dengan KPU di Hotel Atria, ia sudah mengingatkan KPU agar memperhatikan pemilih di RSSA.
Jawabannya waktu itu sudah seperti biasanya. "Saya pikir ya sudah seperti biasanya," paparnya. Tapi ternyata tidak. Sebab mengacu pada pemilu 2004, di RSSA ada sekitar 200-300 pemilih.
Dengan melihat kejadian tadi, ia melihat petugas TPS 10 tak siap. Karena waktu mepet, jangkauan ke kamar pasien non paviliun belum sampai.