Malang Raya
Mayat Membusuk Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Bantur Kabupaten Malang
Warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dikejutkan temuan mayat membusuk di tengah hutan desa setempat.
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BANTUR - Warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dikejutkan temuan mayat membusuk di tengah hutan desa setempat.
Ini setelah Ngatiran (50) petani warga Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang menemukan sesosok mayat membusuk di hutan Desa Bandungrejo, Kamis (5/7/2018).
Kapolsek Bantur, AKP Yatmo melalui Kasubag Humas Polres Malang, AKP Farid Fathoni menjelaskan, temuan mayat membusuk tersebut berawal dari seorang warga mencium bau busuk menyengat di dalam hutan saat mencari kayu.
Asal bau busuk menyengat itupun ditelusuri warga tersebut hingga menjumpai sesosok mayat membusuk tanpa diketahui identitasnya.
"Temuan itupun diinformasikan ke warga yang melanjutkan informasi ke perangkat Desa Bandungrejo dan meneruskan laporan ke Polsek Bantur," kata Farid Fathoni.
Jajaran Polsek Bantur bersama Tim Identifikasi Polres Malang, dikatakan Farid Fathoni, bersama dengan warga mendatangi tempat temuan mayat membusuk.
Petugas langsung melakukan identifikasi dan olah TKP temuan mayat tersebut. Diketahui kondisi mayat yang sudah membusuk tersebut memiliki tinggi badan 155 cm, warna rambut hitam beruban panjang gimbal, menggunakan kaos putih motif lengan merah, dan celana pendek warna hitam.
Saat ditemukan, menurut Farid Fathoni, mayat dalam posisi tidur miring kiri dengan tangan kiri sebagai bantalan kepala membujur ke selatan. Korban berada di jalan setapak bibir jurang dengan kemiringan sekitar 55 derajat.
Dari tubuh korban tidak tidak diketemukan kartu identitas dan sementara bukan warga sekitar TKP yakni Desa Bandung Rejo dan Desa Sumberbening.
"Korban pun dievakuasi ke RSSA Malang untuk dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematianya. Dan saat ini kami juga masih berupaya mengetahui identitas korban serta mencari keluarganya," tutur Farid Fathoni.