Sumenep

Inilah Desa Aeng Tong Tong, Penghasil Keris Terbesar Sedunia

PERAJIN KERIS - Totalnya 640 orang dan sebagian besar di Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Madura.

Penulis: Moh Rivai | Editor: yuli
moh rivai
PERAJIN KERIS - Sebagian besar bermukim di Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Madura. 

SURYAMALANG.COM, SUMENEP - Pada tahun 2015, UNESCO telah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia pada kategori non bendawi.

Saat itu, Kabupaten Sumenep di Pulau Madura juga diakui sebagai daerah yang memiliki perajin keris terbanyak di dunia.

Totalnya 640 orang dan sebagian besar di Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Madura.

Lalu, bagaimana proses dan kreatifitas pengrajin keris di Desa Aeng Tong Tong ? memang, proses pembuatannya tidak lagi melakukan semedi atau tapa seperti para mpu jaman dulu, tetapi mpu Sumenep ini tidak lah yang dibayangkan para mpu jaman kerajaan yang membuatnya pakai tapa bahkan hingga berbulan-bulan.

‘’Prosesnya mungkin bisa beda, tetapi ketenarannya pembuat keris di Sumenep, ini tetap sama-sama terkenal hingga ke mancanegara. Jaman dulu, keris kerajaan Sumenep terkenal ke seantero kerajaan, nah sekarang hingga ke tingkap dunia,’’ kata Moh Ilyas, tokok keris Sumenep.

Dulu, menurut sejarah Sumenep, mpu pembuat keris yang sangat terkenal adalah mpu Kelleng dari Keraton Songennep, sang pembuat keris terkenal dengan khaisat dan keampuhanya.

"Sekarang pun, mpu-mpu warga Desa Aeng Tong-Tong, hasil kerajinannya, juga berkhasiat mampu menarik perhatian dunia, khususnya pemerhati dan kolektor keris pusaka baru asal Sumenep itu,’’ sambung Ilyas.

Hatib, perajin keris asal Desa Aeng Beje Raje, Kecamatan Bluto menuturkan, kendati keris yang dibuat saat ini bukan seperti zaman mpu dulu, namun berbagai ritual khusus untuk membuat sebuah keris pun dilakukan hal yang sama sesuai petunjuk para leluhur mereka.

‘’Misalnya, sebelum memulai mengukir keris harus berwudlu’ terlebih dahulu, dan harus tidak dalam hadats besar,’’ kata Khatib.

Yang berbeda, lanjut Khatib, mungkin saat ini, semangat atau motivasinya yang berbeda dengan mpu jaman dulu.

Kalau mpu jaman dulu keris untuk kepentingan perjuangan bela negara atau kerajaan, tetapi untuk keris hasil karya mpu modern saat ini untuk mencari nafkah dan kebutuhan hidup atau bahkan untuk kepentingan bisnis.

Dikatakan, keris buatan mpu Sumenep terkenal halus dan banyak diminati kolektor keris baik dalam negeri maupun luar negeri.

Banyak keris karya mpu modern Sumenep ini selalu laris manis ketika dipasarkan di beberapa pameran keris skala nasional maupun internasional.

‘’Jujur, kami tidak mau dikatakan meniru keris karya mpu jaman kerajaan dulu. Tetapi buatan kami bisa menyamai atau bahkan lebih bagus dari keris-keris peninggalan mpu-mpu jaman dulu,’’ bebernya.

Bahkan karena saking halusnya keris buatan mpu Sumenep jaman sekarang, tidak sedikit keris garapannya yang laku dengan harga mahal. Seperti halnya keris Megaremeng khas garapan mpu Kabupaten Sumenep bisa laku puluhan juta atau bahkan bisa ratusan juta, bilamana garapannya ditambahi tatakan emas atau keris dengan tingkat kesulitannya sangat tinggi.

‘’Jika mungkin, maka kami pun juga bisa menggarap keris sesuai pesanan para kolektor keris. Bentuk apapun keris yang dipesan kolektor, insyaallah kami bisa. Tetapi kami tidak mau memalsukan, karena kami pembuat keris modern,’’ tambahnya.

PENETAPAN DESA KERIS -  Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Madura.
PENETAPAN DESA KERIS - Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Madura. (moh rivai)

Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim, bertekad untuk menjaga warisan budaya sebagai pembuat keris asal Sumenep, yang sejatinya sudah sejak jaman kerajaan Sumenep itu ada. Bahkan untuk menjaga budaya itu, maka pihaknya mengukuhkan sebagai kota keris Sumenep pada bulan Nopember 2014 lalu.

‘’Kota Keris Sumenep menjadi ikon Sumenep seiring dengan ditetapkan Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Seronggi, sebagai Kampung Keris, sebagai penunjang Visit Sumenep 2018, yang salah satu andalan wisatanya adalah Kampung Keris, Desa Aeng Tong-Tong,’’ kata Busyro.

Menurut Bupati, ada beberapa karya mpu keris Desa Aeng Tong-Tong yang sudah terkenal dan mampu menembus mancanegara salah satunya diberi nama Keris Nomnoman.

Keris karya mpu anyar tersebuat dibuat dari besi tua dengan semua pamornya bertatahkan emas murni mempu menembus nasional maupun internasional dengan bandrol Rp 45 juta.

Sedangkan jumlah pengrajin keris Sumenep, hanya tersebar di tiga kecamatan. Terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Sumenep, yakni di Kecamatan Seronggi, Kecamatan Bluto dan Kecamatan Lenteng, terbsar di Kecamatan Saronggi, sebanyak 325 orang, Kecamatan Bluto, 294 orang, dan Kecamatan Lenteng, 75 orang.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved