Kedatangan Presiden Soeharto Disambut Demonstrasi Anarkis, Tapi Terselamatkan Berkat Wartawan
Presiden Soeharto memiliki kisah unik selama menjalani lawatannya ke berbagai negara asing.
"Saya melihat Pak Harto menyimak, tetapi tidak begitu menaruh perhatian secara fisik. Itu menunjukkan bahwa beliau tahu, tetapi tidak mau pikirannya terganggu,"lanjut Sjafrie.
Yang dikhawatirkan pun akhirnya terjadi. Saat itu, Soeharto beserta rombongannya harus berjalan sejauh 75 meter menuju tangga gedung Museum Wright.
Ketika itu, rombongan tersebut melihat adanya sejumlah orang yang berkerumun. Mereka seakan tahu ada seorang kepala negara yang akan datang.
Awalnya, Sjafrie menganggap hal itu lazim. Namun, saat baru sepertiga jarak dilalui, mendadak orang-orang tersebut membuka baju mereka sehingga, terlihat kaus-kaus mereka, dan bertuliskan "Fretilin".
"Ternyata mereka adalah demonstran yang menyamar sebagai kerumunan,"ungkap Sjafrie.
Mereka selanjutnya bertindak mulai anarkis. Tak hanya mengacungkan poster, mereka juga mulai ada yang melempar telur, kertas, hingga mengibarkan bendera Fretilin.
"Pak, ini ada yang mengganggu,"kata Sjafrie.
Namun, Soeharto meresponnya tenang.
"Jalan saja terus,"kata Sjafrie sambil menirukan ucapan Soeharto.
Sudah siapkan pistol
Saat didemo para demonstran, Soeharto rupanya hanya dikawal oleh tiga pengawal resmi.
Sjafrie sendiri mengaku sudah bersiap mengambil tindakan taktis.
"Kalau tangan saya sampai mereka sentuh, senjata saya harus digunakan,"kata Sjafrie.
Oleh karena itu, tangan kiri Sjafrie pun berusaha memberi batas.
Sedangkan, tangan kanannya sudah berada di sarung pistol.