Mojokerto

Pasangan Bau Kencur Menyimpan Bayi dalam Jok Motor, Proses Pengguguran Kandungan Bikin Ngiluh

Dimas Sabhra Listianto (21) yang dijerat sebagai tersangka atas kematian bayi laki-laki yang tewas setelah aborsi di sebuah villa di Pacet, Mojokerto

Editor: eko darmoko
www.essentialbaby.com.au
ILUSTRASI 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Dimas Sabhra Listianto (21) yang dijerat sebagai tersangka atas kematian bayi laki-laki yang tewas setelah aborsi di sebuah villa di Pacet, Mojokerto, terlihat beberapa kali menangis.

Ia menyesal dan mengaku tak tega setelah orok lahir kondisinya masih hidup.

SURYAMALANG.COM yang berhasil mewawancarai tersangka Dimas di Polres Mojokerto, Rabu (15/8/2018), menceritakan proses pengguguran orok yang dikandung pasangannya, Cicik (21).

Ketika bercerita, Dimas terihat tak dapat membendung kesedihan dan penyesalannya. Air matanya terlihat bercucuran.

Lelaki yang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan di Gresik, lantas menyeka air matanya dengan kedua tangan dengan posisi mengepal.

"Astaghfirullah......Astagfirullah.....,'' sebutnya tersedu seraya menundukan kepala.

Baca: Usai Gugurkan Kandungan Kekasihnya, Satpam Gresik Ini Simpan Janin di Jok Motor

Baca: Fakta Seputar Pasangan Kekasih yang Tega Menaruh Bayi di Dalam Jok Motor sampai Tewas di Mojokerto

Perbincangan sempat terhenti, Dimas menghela napas lalu melanjutkan cerita proses pengguguran kandungan dengan mata berkaca-kaca.

Sorot matanya tajam menerawang ke tembok. Ia sepertinya mengenang proses kelahiran bayi dari rahim Cicik. Setelah bayi lahir, ia membersihkannya lalu menggendongnya.

"Saya tidak tega... Sungguh saya tidak tega begitu melihat wajah anak saya. Waktu aku gendong, tangannya bergerak. Saya benar-benar menyesal," ungkap Dimas yang tak kuasa menahan tangis penyesalan.

Melihat, ada tanda-tanda kehidupan terhadap anaknya, Dimas mengaku ingin cepat-cepat menyelamatkannya.

Ia bersama Cicik membawa bayi laki-laki itu di Puskesmas Gayaman.

"Saya tidak tahu puskesmas yang terdekat dari villa. Saya tahunya hanya Puskesmas Gayaman,'' lanjutnya.

Dalam kondisi demikian, Dimas hanya diliputi kepanikan. Langkah apa yang harus diambil. Karena ingin cepat-cepat sampai ke Puskesmas Gayaman, tersangka tak dapat berpikir panjang.

Melihat kekasihnya tergolek lemas, ia menafsirkan tak akan bisa menggendong bayinya.

Sementara ia juga merasa tak mampu menggendong anaknya sambil mengendarai motor karena jalanan Pacet lumayan berkelok.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved