Internasional
Sepintas Terlihat seperti Anak-anak, Tapi Usia Pria ini Ternyata 25 Tahun, Curhatnya Bikin Sedih
Penyakit langka yang diderita pria ini membuatnya terlihat seperti bocah, curhatannya bikin miris
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Seorang pria berusia 25 tahun terjebak dalam tubuh kanak-kanak karena menderita penyangkit langka.
Penyakit ini membuatnya terlihat seperti berusia 12 tahun.
Tomasz Nadolski dari Polandia didiagnosis mendetika kondisi genetik langka yang disebut sebagai “Fabry Disease”.

Baca: Sinopsis Porus Kamis 16 Agustus 2018 Episode 4 Jam Tayang 17.30 - Bamni Meminta Maaf pada Anusuya
Baca: Sambil Gendong Anak, Ibu-ibu Kampanye Stop Pernikahan Dini di Kota Batu
Mengutip dari artikel di The Sun yang diunggah pada Senin 13 Agustus 2018, Nadolsi mengaku membenci sosok dirinya yang sekarang.
“Aku sudah berusia 25 tahun sekatang dan aku ingin terlihat seperti pria seusiaku”
“Aku benci pada bocah yang kulihat di cermin setiap hari, karena itu bukan aku” ungkap Tomasz.
Baca: 214 Napi Lapas Tulungagung Dapat Remisi 17 Agustus, 11 Napi Langsung Bebas
Baca: LIVE STREAMING Blak-blakkan Bicara Tentang Kebijakan Ahok 16 Agustus 2018
Gejala penyakit ini muncul pada Tomasz Nadolski ketika dia berusia tujuh tahun.
Dia mulai muntah setiap setelah makan dan merasakan sakit di area perut, tangan dan kakinya.
Nadolski juga bercerita bahwa teman-temannya di sekolah dulu sering diejek kawan-kawannya di sekolah.

Butuh waktu lama bagi para dokter untuk menemukan masalah Nadolski, dulu mereka berasumsi bahwa masalah kesehatannya terkait ke kondisi mental Nadolski.
“Hati kedua orang tuaku hancur”
“Mereka menyadari ada sesuatu yang salah”
“Tapi mereka mempercayai para Dokter yang mengatakan bahwa kondisiku adalah masalah mental, dan aku harus makan lebih banyak” cerita Nadolski.
Baca: Inikah Kejutan Ahok pada Agustus 2018? Adiknya Ungkap Prediksi yang Bisa Terjadi Bulan Itu
Baca: LIVE STREAMING Blak-blakkan Bicara Tentang Kebijakan Ahok 16 Agustus 2018
Nadolski bercerita bahwa kondisinya mempengaruhi hubungannya dengan keluarganya yang lain.
Ini karena mereka masih memperlakukannya sebagai anak kecil karena penampilan luarnya itu.
“Ketika aku dirumah, aku hanya duduk di kamarku dan menghabiskan waktu sendiri”
“aku merasa kesepian dan kekurangan support dari keluargaku, ini sudah berlangsung bertahun-tahun” katanya.
“Penyakit ini telah menghacurkan keluargaku.”
Nadolski juga bercerita bahwa kondisinya ini membuatnya harus menghabiskan uang untuk pengobatan sebesar £ 170.000 setahun.
Namun untungnya, produsen pembuat obat yang harus digunakan Nadolski setuju untuk memberikanya obat secara Cuma-Cuma.
Nadolski mengaku karena sakit perutnya dia tak bisa makan dan akhirnya harus selalu terhubung ke cairan infus selama 20 jam sehari untuk memenuhi nutrisi tubuhnya.

“Aku merasakan sakit di persendianku, tulangku dan ototku.”
“setiap inchi tubuhku terasa sakit, aku tak bisa tidur nyenyak dan hidup normal”
Hal ini dikonfirmasi oleh Dokter Ortopedi Nadolski yang bernama Marcin Godek.
“Setiap langkah yang ambilnya dengan kaki telanjang membuatnya kesakitan”
“kami ingin mengurangi rasa sakitnya sebanyak mungkin” katanya.
Selain itu, Nadolski juga harus diinfus selama berjam-jam karena kondisinya ini.
Apa Itu ‘Fabry Disease’
Mengutik dari artikel yang sama di The Sun Fabry Disease adalah penyakit genetik yang langka yang dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh, termasuk ginjal, hati dan kulit.
Penjelasan mengenai kondisi ini pertama kali dibuat oleh seorang dokter kulit bernama Johannes Fabry dan seorang dokter bedah bernama William Anderson di tahun 1898.
Gejala penyakit ini biasanya terlihat pada usia kanak-kanak dan bisa saja salah diartikan karena kondisi ini begitu langka.
Baca: Nongkrong di Warung, 8 Siswa SMP Kota Madiun Kena Razia Satpol PP
Baca: Cerita Ayah Jessica Iskandar Soal Penghianatan Ludwig Franz pada Anaknya, Janji Palsu saat El Lahir
Kondisi penderita penyakit ini biasanya menjadi semakin memburuk seiring bertambahnya usia penderita.
Ada dua macam pengobatan yang umum dilakukan, terapi penggantian enzim yang tidak menyembuhkan kondisi ini namun dapat mencegah kondisi pasien memburuk.
Atau pengobatan untuk organ dalam yang dapat memperbaiki kondisi pasien.