Internasional
Ingat Murid TK yang Dipukuli Gurunya? Beginilah Curhatan Ibu Murid Itu
Ingat video kekerasan anak yang dilakukan guru TK di Malaysia? inilah curhatan ibu salah satu anak
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Beberapa waktu lalu, warga net sempat dihebohkan dengan sebuah video berisi tindak kekerasan pada murid.
Pasalnya, pelaku tindak kekerasan pada murid TK ini tidak lain adalah kedua guru mereka sendiri.
Untungnya kejadian yang terjadi di taman Kanak-Kanak Tasik Utama, Ayer, Keroh, Malaka, Malaysia pada 30 Juni 2018 ini sempat terekam CCTV.
Dalam video CCTV tersebut terlihat oknum guru tampak memukuli seorang murid yang sedang berbaris.
Baca: Anang - Ashanty Ajak Arsy dan Arsya datangi Lokasi Pemotongan Hewan Kurban, Kompak Pakai Baju Cream
Baca: Pemkab Malang Berkurban Tiga Sapi dan 100 Kambing
Tak hanya itu, oknum guru tersebut juga mengangkat murid lainnya yang menjatuhkan murid tersebut ke atas murid yang lain.
Dalam video kain terlihat oknum guru dengan seragam yang serupa memukul seorang murid hingga jatuh terjengkang dari kursi tempatnya duduk.
Melalui barang bukti tersebut, dua oknum guru yang berusia 21 tahun dan 40 tahun ditangkap oleh kepolisian Malaysia.
Ijin mengajar kedua oknum guru tersebut juga turut dicabut.
Baca: Sinopsis Porus Rabu 22 Agustus 2018 Episode 4 Jam Tayang 15.00 - Bamni Meminta Maaf pada Anusuya
Baca: Jenazah Shinta Terbang dari Jerman Menuju Indonesia Menggunakan Thai Airways
Melansir dari grid.id dalam artikel yang diunggah 22 Agustus 2018. Ibu dari salah seorang korban pemukulan tersebut mengutarakan perasaannya.
Ibu tersebut engaku tak kuat menahan perasaannya dan memutuskan untuk membagikan curahan hatinya dalam sosial media.
Akun bernama Nur Hasriha Mohammad ini mengaku bahwa biaya perbulan taman kanak-kanak tersebutsebesar RM380 atau setara 1,3 Juta Rupiah.
Dengan biaya sebesar itu, tentu Nur Hasriha berharap agar anaknya medapatkan perlakukan yang sesuai.
Setiap hari, Nur Hasriha mengantarkan anak-anaknya pergi ke sekolah tersebut.
Baca: Cara Didik Ayu Ting Ting Dipertanyakan Saat Video Bilqis Siram Wajah Teman dengan Air Beredar
Baca: Inul Daratista Hibur Sapinya yang Nangis Jelang Kurban, Sampai Muncul Lagu Via Vallen Meraih Bintang
Selama itu Nur Hasriha merasa mereka semua terlihat baik.
Namun, ketika pulang sekolah, anaknya yang bernama Dina mengaku dipukul gurunya.
Kejadian ini membuat Dina pun enggan pergi sekolah lagi.
Awalnya Hasriha mengira hal itu dilakukan gurunya untuk mendidik anaknya tersebut.
Baca: Potret Jadul Ivan Gunawan Bikin Heran saat Tampil Bersama Wanita, Bagian Tubuhnya Jadi Sorotan
Baca: Sinopsis Dia Milikku Rabu 22 Agustus 2018 Episode 2 - Aditya Tahu Rencana Nisha
Namun, setelah mengetahui video tindak kekerasan yang beredar, Harisha pun merasa menyesal tak mendengar keluhan anaknya selama ini.
Dia mengaku tak menyangka anaknya menderita di sekolah.
Beginilah bunyi curahan hati Hasriha di Sosial Media.

“Asalamualaikum, Berkenaan dengan kasus anak saya, terus terang saya katakan saya tidak bisa menerima apa yang telah dia lakukan pada anak saya.”
“saya tidak berpikir siapa pun yang saya percaya dapat merawat anak saya seperti bi***ng”
“Kami bukan dari keluarga yang berkecukupan, biaya bulanan yang mahal sebesar RM 380 diharapkan akan sebanding dengan perawatan, bukan dengan cara ini.”
“terus terang saya katakan, selama mengirim anak ke sana, para guru selalu terlihat baik di hadapan saya.”
Baca: GALERI FOTO - Pawai Lampion sambil Takbir Keliling Kota Malang
Baca: Pemkab Malang Berkurban Tiga Sapi dan 100 Kambing
“Sampai anak-anak tidak mau sekolah saya hanya berpikir positif saja.”
“Rupanya ini sebabnya anak saya tidak mau pergi ke Sekolah.”
“Dia juga seorang guru di cerita Dina, tapi ceritanya sebelum kejadian (Video viral) saya tidak percaya itu.”
“Dia siap menunjukan ‘guru’ pada saat itu.”
“Suami saya dan saya masih positif, biarkan saja apa yang Dina bicarakan.”
Hasriha juga mengaku bahwa setiap kali dirinya membuka media sosial nya, dirinya maish merasa terhantui oleh cerita Dina dan video tersebut.
Hasriha memutuskan untuk mencari sekolah baru, harapannya adalah agar sekolah yang baru dapat menjaga anak-anak sebagaimana mestinya.