Kediri
Hebat! Dua Pelajar Kediri Pakai Limbah Daun Kering untuk Panel Surya
Kedua pelajar ini menemukan inovasi mengolah limbah daun kering menjadi bahan panel surya.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
Hasil karya inovasi dua pelajar SMAN 1 Kota Kediri, Ahmad Aulia Zakiyal Fikri dan Irbah Mubarak Dzakwan patut diacungi jempol. Kedua pelajar ini menemukan inovasi mengolah limbah daun kering menjadi bahan panel surya. Hasil karyanya dipajang di arena Kediri Creative Exhibition yang juga memamerkan UMKM unggulan Kota Kediri.
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Panas Dadaku begitulah Ahmad Aulia Zakiyal Fikri dan Irbah Mubarak Dzakwan memberi nama panel surya hasil karya inovasinya. Panas Dadaku merupakan singkatan dari panel surya dari daun kering.
Menurut Ahmad Aulia, proses pembuatan panel surya ini juga terbilang sangat sederhana sehingga dapat dilakukan semua orang. Biayanya juga sangat ekonomis.
Langkah awal mengumpulkan daun kering lalu dihaluskan dengan blender. Kemudian serbuk daun dilakukan proses pirolisis atau pembakaran tanpa menggunakan oksigen. Upaya itu dilakukan dengan mengoven pada suhu 240 - 300 derajat celcius selama 60 menit sehingga menghasilkan karbon aktif.
Selanjutnya mencampur dengan larutan TiO2 (titanium dioksida) dengan mencampur 200 gram serbuk TiO2 dan 300 gram aquades serta diaduk menggunakan magnetic stirrer.
Menyiapkan larutan TiO2 dan karbon aktif yang merupakan lem yang dapat menghantarkan listrik. Pencampuran dilakukan dengan diaduk secara konstan selama 15 menit. Kemudian didiamkan semalam sampai membentuk endapan.
Tahapan berikutnya endapan disaring menggunakan kertas saring nomer 52 dan mencampurkan dengan carbon conductive. Hasilnya pasta elemen panel surya siap untuk diaplikasikan.
Dari hasil proses pengujian yang dilakukan setiap 30 menit
dari pukul 10.00 - 12.30 WIB dengan kondisi cuaca berawan dan suhu 34 derajat celcius panel surya dari bahan daun kering menghasilkan tegangan rata-rata 0,75 volt.
Ahmad Aulia mengungkapkan, keunggulan produk inovasi yang dihasilkan memiliki durability yang bagus sehingga tidak mudah aus.
Selain itu tegangan yang dihasilkan juga lebih besar. Perbandingannya pada panel surya biasa menghasilkan 0,5 volt per cell, sedangkan panel surya dari daun kering menghasilkan 0,75 volt per cell. "Kelebihan lainnya produk inovasi kami dari limbah organik yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Sementara Irbah Mubarak menambahkan projek selanjutkan hasil karya inovasinya masih dapat dikembangkan. "Dengan kaca kecil saja sudah menghasilkan energi yang lebih," jelasnya.
Malahan ke depan bakal dicoba dengan kaca konduktor dengan ukuran lebih kecil bakal menghasilkan energi yang lebih kuat. "Kami yakin jika memakai kaca konduktor hasilnya lebih kuat dari panel yang komersil," tambahnya.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memberikan apresiasi hasil karya inovasi pelajar SMA yang telah menghasilkan produk bermanfaat. Apalagi bahan baku panel surya berasal dari limbah dedaunan. "Anak-anak muda yang kreatif ini layak mendapatkan apresiasi," ungkapnya.