Nasional
Ada Ruang Rahasia di Patung Garuda Wisnu Kencana yang Diresmikan Presiden Jokowi
Ada Ruang Rahasia di Patung Garuda Wisnu Kencana yang Diresmikan Presiden Jokowi
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.com - Patung ikonik Garuda Wisnu Kencana (GWK) sedang ramai dibicarakan.
Bagaimana tidak, setelah 28 tahun, patung yang berada di Pulau Bali ini akhirnya akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (22/9) malam.
Acara ini menandai selesainya pembangunan patung tersebut. Patung GWK merupakan daya tarik di GWK Cultural Park.
Baca: Diganjar Kartu Kuning untuk Pertama Kalinya, Gelandang Persebaya Irfan Jaya Kecewa
Baca: Petani Hutan Di Lamongan Antusias Ikuti Sosialisasi IPHPS, Berharap Dapat Lahan Garapan
Patung ini menjulang 121 meter dan berdiri di atas struktur pedestal setinggi 46 meter.
Dalam membangun pedestal ini, PT Alam Sutera Realty Tbk selaku pengembang menggandeng firma arsitektur Arkitekton Lima.
Design Director Arkitekton Lima Chiquita Pitono menuturkan, dalam membangun pedestal, arsitek harus mengikuti struktur patung.
Baca: Dirumahkan Tanpa Kejelasan, Para Buruh Pabrik Kertas Kembali Unjuk Rasa di PN Gresik
Baca: Pernah Ditolak Cewek Karena Fisiknya, Pria Cimahi Ini Ubah Penampilan Jadi Mirip Artis Korea
Baca: Saat Orang Lain Tolong Korban Kecelakaan, Driver Ojek Online Asal Surabaya Ini Malah Mencuri Ponsel
Dia berkisah, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam merancang bagian ini.
Salah satunya adalah menyesuaikan desain ruangan dengan struktur patung.
"Berhubung GWK patungnya besar, dia menahan beban angin sehingga ada beberapa hal yang kami harus mengikuti struktur. Karena lebih penting strukturnya ya, biar aman terhadap gempa," ujar Chiquita seperti dilansir SURYAMALANG.com dari artikel di Kompas.com yang berjudul 'Menguak Ruangan Tersembunyi di Tubuh Patung GWK', Senin (24/9/2018).
Sebagai informasi, pembangunan pedestal sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 lalu, dan baru rampung sebagian pada tahun ini.
Selain itu, tantangan lainnya adalah bagaimana menyatukan dua pendapat baik dari pengembang maupun pihak penggagas patung, Nyoman Nuarta.
"Satunya dari segi biaya, satunya lagi dari segi art-nya," ungkap Chiquita.
Baca: Saat Orang Lain Tolong Korban Kecelakaan, Driver Ojek Online Asal Surabaya Ini Malah Mencuri Ponsel
Baca: Kerap Disindir Belum Punya Momongan, Dewi Perssik Beberkan Alasan Mengejutkan
Chiquita menambahkan, sebagai arsitek, pihaknya lebih mendukung ide atau impian dari sang penggagas patung GWK.
Namun arsitek juga harus menerima usul atau keinginan dari klien, dalam hal ini pengembang.
"Tapi kurang lebih, uniknya, sebetulnya bagaimana merealisasikan mimpinya Pak Nyoman namun juga menampung keinginan klien (pengembang)," kata dia.