Persija Jakarta
Fakta yang Belum Terungkap di Balik Tewasnya Haringga Sirila, Mulai KTA Patah sampai Jak Lain
Masih banyak misteri yang belum terungkap di balik tewasnya Haringga Sirila jelang laga Persib vs Persija.
SURYAMALANG.COM – Masih banyak misteri yang belum terungkap di balik tewasnya Haringga Sirila.
Ketum The Jakmania, Tauhid Indrasjarief menyangsikan kronologi yang beredar luas soal kematian Haringga Sirila.
Jakmania dari Korwil Cengkareng itu disebut-sebut nekat dan mempertaruhkan nyawanya dengan aksi berbahaya.
( Baca juga : Rangkuman Kejadian Jatim Kemarin, Mulai Kecelakaan Pasuruan, sampai 34 Motor Siswa Surabaya Terbakar )
Haringga datang ke Bandung meskipun pemain dan manajemen Persija sudah mengimbau agar untuk tidak menyaksikan laga Persib vs Persija di Bandung.
Beredar foto yang memperlihatkan tangan seseorang yang memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) Jakmania di media sosial.
Foto tersebut berlatar belakang Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
( Baca juga : Jauh-jauh ke Surabaya, 5 Pria Asal Malang, Nganjuk, dan Bojonegoro Ini Malah Bermain Judi )
Foto itu diklaim sebagai aksi Haringga yang menjadi penyebab tertangkap dan terungkapnya identitas Haringga sebagai suporter penyusup oleh pendukung tuan rumah.
Namun Tauhid Indrasjarief punya pendapat lain.
Dia yakin Haringga memang diincar lewat proses sweeping, pemeriksaan identitas, dan akhirnya ketahuan memiliki KTA Jakmania.
( Baca juga : Dulu Dipenjara Karena Judi, Sekarang Mantan Satpam Ini Masuk Penjara Karena Pencurian di Sidoarjo )
“Saya melihat ini ada kelalaian (tuan rumah). Kalau dibilang ada sweeping, ini pasti ada sweeping.”
“Sebab, kartu anggota itu sudah patah-patah,” kata pria yang akrab disapa Bung Ferry dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVONE di Hotel Borobudur, Selasa (26/9/2018).
“Tidak mungkin anggota kami yang mematahkan kartunya sendiri.”
( Baca juga : Terungkap! Saksi Pernikahan Kriss Hatta dan Hilda Vitria Beberkan Fakta Baru Pernikahan Mereka )
“Itu tangan siapa, juga belum jelas. Tangan almarhum atau bukan.”
“Sweeping gampang dilakukan. Ketika kelihatan (orang) tidak tahu medan, ketika lihat dompet ada KTP DKI (Jakarta), tidak langsung kena.”
“Tapi kalau ada KTA, baru kena,” ujarnya.
( Baca juga : Pantesan Ruben Onsu & Istri Indro Warkop Akrab, Ternyata Begini Cerita Kedekatan Mereka )
Menurutnya, sweeping terjadi karena kelalaian tuan rumah, baik panpel, pihak keamanan, dan sebagainya.
Apalagi ada anggotanya yang melihat kejadian pengeroyokan itu, namun tak bisa berbuat apa-apa.
Sebab, anggota itu tidak melihat petugas keamanan di sekitar lokasi.
( Baca juga : Warga Sidoarjo Laporkan Ahmad Dhani Gara-gara Belum Bayar Utang Rp 200 Juta )
“Anggota saya ada yang di sana, dan melihat ada pemukulan.”
“Kemudian dia mencari kemanan dan panpel. Tapi tidak ketemu.”
“Baru kemudian ketemu militer, marinir baru berduyun-duyun datang ke lokasi. Tetapi sudah tidak bisa ditolong,” tuturnya.
Sebagaimana ditulis BolaSport.com sebelumnya, Korlap Jakmania dan Panpel Persija pernah menyelamatkan seorang suporter penyusup dari bobotoh di Stadion PTIK, Jakarta, 30 Juni 2018.
( Baca juga : VIDEO - Detik-detik Bus Pariwisata Tabrak Mati Pengayuh Sepeda di Pasuruan )
Suporter Persib Bandung yang menyamar sebagai wartawan itu ketahuan identitasnya.
Kemudian Panpel Persija mengamankan suporter itu ke tempat aman untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Bung Ferry mengatakan itu termasuk tugas suporter dan panpel tuan rumah, yakni mengamankan segala potensi gesekan.
( Baca juga : Bank Mandiri Bidik Transaksi Rp 70 Miliar Selama Bazar 12 Hari di Surabaya )
“Anak-anak (Jakmania) yang selamat biasanya mengaku diperiksa kartu dan handphone (sweeping).”
“Saya pun tidak menutup kemungkinan bahwa Jakmania juga melakukan sweeping (terhadap bobotoh),” ucapnya.
Berita ini sudah dimuat di Bolasport.com dengan judul Ketum Jak Mania Bantah Kronologi Kematian Anggotanya yang Beredar Luas