selebrita
Update Berita Gempa Donggala & Palu, Tiga Atlet Paralayang Hilang, Salah Satunya Anak SDPRD Sulut
Tiga Atlet Paralayang Sulawesi Utara Hilang Dalam Musibah Gempa dan Tsunami, Salah Satunya Anak SDPRD Sulut
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Sebanyak tiga orang atlet paralayang dari Sulawesi Utara hilang dalam musimbah gempa dan tsunami yang melanda Palu.
Kala gempa melanda Palu, ketiga atlet yang bernama Petra Mandagi, Glen Mononutu dan Frangky Kowaas tengah berada di Hotel Roa-roa.
Ketiganya diketahui berada di hotel tersebut bersama para atlet dan kru lainnya hari Jumat 28 September 2018.
Saat ini keluarga ketiga atlet tersebut tengah berupaya untuk mencari keberadaan mereka.
Baca: Tajir Melintir, Ashanty Tak Malu Sapu Restoran Sendiri
Baca: Awas Keliru, Hari ini Hari Kesaktian Pancasila tetapi Bukan Hari Lahir Pancasila, Apa Bedanya?
Salah satu atlet paralayang tersebut adalah anak dari Sekertaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulut, Bartolomeus Mononutu.
Bartolomeus turut terlibat dalam upaya pencarian ini.
“Sampai saat ini belum ada kabar,” ungkapnya kala dihubungi tim Tribunnews Minggu 30 September 2018.
Sementara itu saudara kandung altet Petra Mandagi mengaku bahwa selain mengadakan upaya pencarian,
keluarganya juga menggelar doa.
Anggota keluarga Frangky Kowaas, Inyo Rumondor mengatakan bahwa istri Frangky sudah berangkat ke Palu menggunakan pesawat Hercules.
“Istri Kowaas berangkat bersama tim,” ungkapnya dilansir dari berita di Tribunnews.
Baca: Kalahkan Korea Utara, Tajikistan Lolos ke Semifinal Piala Asia U16 dan Tembus Piala Dunia U17
Baca: Ronaldo Bicara Tentang Perbedaan Antara Ferguson, Mourinho dan Zidane
“Turut bersama tim, loder pengangkut alat berat dari Denzipur,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Inyo juga mengatakan bahwa saat ini keluarga mereka tenggah menggelar doa bersama untuk keselamatan Frangky.
Acara tersebut di gelar di kediaman Frangky di kelurahan Ranotana, Manado.
“Hari itu pula bertepatan dengan hari ulang tahun salah satu anak Frangky bernama Lingkan,” ungkapnya.
Menurut Inyo, Frangky sempat menghubungi keluarganya satu jam sebelum gempa.
Kala itu Frangky mengabarkan bahwa dirinya sudah berada di dalam hotel.
Baca: 1 Oktober - Kesaktian Pancasila, Hari Kopi Internasional, sampai Ulang Tahun Bu Iriana
Baca: Terpopuler: Dari Jawaban Deddy Corbuzier soal Capres sampai Rumah Mewah Andy Soraya
Menurut Inyo keluarganya tak tahu apakah Frangky masih berada di dalam hotel atau sudah keluar saat gempa terjadi.
“Kita tidak tahu apakah dia masih di hotel atau sudah keluar saat kejadian terjadi.”
“Hubungan komunikasi juga terputus,” katanya.
Kendati tak mengetahui kondisi pasti kerabatnya itu, namun Inyo yakin Frangky pasti selamat.
Baca: Air Waduk di Mojokerto Habis, Sebagian Petani justru Beruntung
Baca: Mantan Bupati Bojonegoro Pindah ke Nasdem, Ketua Umum PAN: Hilang Satu Tumbuh Seribu!
“Saya berkeyakinan ia selamat.”
“Frangky punya kemampuan survive yang pasti kami keluarga mempercayakan semua upaya penyelamatan pada pemerintah dan pihak terkait.”
“Harapan kami Frangky dalam keadaan selamat,” katanya.
Inyo juga menambahkan bahwa Federasi Paralayang telah mengirim tim untum membantu proses pencarian korban yang masih belum ditemukan.
3 Atlet Jatim Masih Hilang, Atlet asal Batu Ditemukan Selamat
Pada peristiwa yang sama, ada tiga atlet paralayang asal Jatim yang belum ditemukan, yakni Fahmi, Ardi Kurniawan dan Reza Kambey.
Mereka diduga terperangkap reruntuhan Hotel Roa-Roa yang merupakan tepat menginap para atlet selam kejuaraan berlangsung di Palu.
Sementara itu atlet paralayang asal kota Batu, Viki Mahardika (18) ditemukan selamat usai terperangkap reruntuhan bangunan.
Viki Mahardika terperangkap reruntuhan Hotel Roa-roa selama enam jam usai gempa mengguncang Palu.
Saat ini Viki tengah dirawat di Rumah Sakit Karsa Husada, Kota Batu.
Pelatih Viki, Ismoyo mengungkapkan bahwa Viki diselamatkan warga sekitar pukul 11 malam.
“Dia tertimpa bangunan itu selama 6 jam.”
“Baru dia bisa diselamatkan oleh warga sekitar jam 11 malam,” ungkap Ismoyo, Minggu 30 September 2018.
“Baru selang beberapa jam dia menghubungi kami melalui Basarnas di sana.”
“Kami sangat lega karena Viki selamat, meskipun harus mengalami luka di sekujur tubuh, Alhamdulilah tidak ada yang patah tulangnya,”