Arema FC
Inilah Yuli Sumpil, Dirigen Aremania yang Kini Dihukum Tak Boleh Masuk Stadion Seumur Hidup
Inilah Yuli Sumpil, Dirigen Aremania yang Kini Dihukum Tak Boleh Masuk Stadion Seumur Hidup
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Adrianus Adhi
Suatu ketika Yuli akhirnya tersadar bahwa dia tak bisa terus-terusan bergantung pada kedua orang tuanya. Dia sempat membuka bisnis kecil-kecilan.
Mulai dari jualan air mineral hingga jadi calo tiket pernah dilakoninya demi mendapatkan uang untuk sekedar membantu Bapak dan Ibunya. Apalagi sejak 2011 lalu dia ditinggal oleh sang Bapak menghadap Illahi, Yuli berupaya memberikan yang terbaik untuk ibunya.
Baca: Lama Tak Terdengar, Asmirandah yang Sempat Vakum dari Dunia Artis Ternyata Buka Usaha ini
Baca: Pabrik Uang Cinta Laura Ternyata Seperti Ini, Pantas Bisa Biayai Hidupnya Sendiri Sejak Masih Belia
4. Yuli sempat bintangi film The Conductors
Kisah Yuli Sumpil sang dirigen Aremania yang membuat lagu, memimpin para Aremania bernyanyi tanpa henti saat mendukung Arema di stadion pun hinggga diangkat dalam sebuah film dokumenter berjudul 'The Conductors'.
Film garapan Andi Bachtiar Yusuf ini menyandingkan sosok Yuli Sumpil dengan Addie MS (Twilite Orchestra), AG Sudibyo (Paduan Suara Mahasiswa UI) sebagai orang yang mampu mengajak banyak orang untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Film tersebut bahkan menjadi film dokumenter terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 2008.
5. Koleksi atribut Aremania Yuli
Yuli punya cukup banyak koleksi asesoris dan atribut Aremania. Yuli punya macam-macam kaus Arema. Dari kaus seperti yang dipakai para pemain, warna biru putih, sampai kaus-kaus bergambar kepala singa dan logo Arema. Kebanyakan kaus macam ini bertuliskan "Kera Ngalam" atau "Ongis Nade". Frase-frase tersebut memang sangat akrab di mata dan telinga para Aremania.
"Saya biasanya pakai kaus Arema, tapi bawahannya bisa ganti-ganti, yang penting warna dan modelnya mencolok," kata Yuli.
Selain kaus dan hem, Yuli juga punya koleksi pakaian ala suporter lainnya. Ada yang berbahan kulit sintetis hingga kain sarung dan kain perca.
Hampir semua pakaian ini dirancang sendiri oleh Yuli. Biasanya dia mendapat ide model-model pakaian baru setelah menonton pertandingan sepakbola Liga Italia atau Liga Inggris di televisi.
Baca: Anak Iko Uwais & Audy Item Berulang Tahun yang Ke-5, Begini Paras Cantiknya yang Curi Perhatian
Baca: Bisikan Istri Indro Warkop ke Suaminya Sebelum Meninggal, Hal Ini Jadi Bukti Cinta Setia Sampai Mati
6. Yuli dan rivalitas dengan Bonek
Seperti kebanyakan pemuda kota yang tinggal di kampung padat dan miskin, Yuli gemar sepakbola dan sering terlibat tawuran (perkelahian massal) antarkampung. Kala itu kelompok suporter di Malang sebelum ada Aremania adalah kelompok gank-gank yang selalu rusuh di tiap usai pertandingan, apapun hasil di lapangan.
Soal rivalitas antara Aremania dan Bonek, Yuli tak hanya sekali dua kali terlibat langsung di dalamnya. Tak terhitung jumlahnya Yuli berada dalam satu medan tempur kala Aremania diserang oleh oknum berseragam hijau-hijau tersebut.
Bagi Yuli, itu adalah sebuah pembelajaran bagaimana jadi sosok suporter yang tak mau mencari musuh, namun ketika ketemu musuh tak lari.