Malang Raya

Jalan Panjang Penetapan Hari Santri Nasional (HSN), Bermula dari Peringatan di Malang 13 Tahun Silam

Bagaimana sejarah penetapan Hari Santri Nasional (HSN)? Bermula dari Malang, inilah jalan panjang HSN.

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/M Erwin
Pengasuh Ponpes Baabussalam, Kabupaten Malang, Kiai Thoriq Darwis. 

Laporan wartawan SURYAMALANG.COM : Fatimatuz Zahroh, dan M Erwin

SURYAMALANG.COM – Pemerintah telah menetapkan Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap 22 Oktober.

Penetapan HSN ini bermula dari usulan dan rekomendasi Pengasuh Ponpes Baabussalam, Kabupaten Malang, Kiai Thoriq Darwis.

Gubernur Jawa Timur terpilih periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa mengatakan peringatan HSN bermula dari kunjungan Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu masih kampanye Pilpres 2014.

( Baca juga : Rangkuman Kejadian Jatim Kemarin, 7 Orang Tewas, Ada yang Akibat Kecelakaan, Juga Mengapung di Laut )

Saat kampanye, Jokowi menyempatkan sowan ke Ponpes Baabussalam.

“Saat beliau ke Ponpes Baabussalam, saat itu sedang ada peringatan Hari Santri yang digelar setiap 1 Muharam.”

“Pondok itu sudah memperingati Hari Santri sejak 13 tahun lalu,” tutur Khofifah kepada SURYAMALANG.COM, Senin (22/10/2018).

( Baca juga : Ayam Pedas Ala Warung Bu Aminah di Malang Selatan, Pertahankan Racikan Tradisional Sejak 1982 )

Saat dialog dengan Jokowi, Kiai Toriq Darwismenyampaikan rekomendasinya agar Indonesia memiliki peringatan HSN.

Jokowi pun mengamini rekomendasi Kiai Toriq Darwis jika terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia.

“Sebelum pelantikan, beliau menelepon saya. Beliau menanyakan bagaimana draft persiapan Hari Santri Nasional,” kata Khofifah.

( Baca juga : Di Balik Kebobolan 6 Gol Timnas U19 Indonesia, Indra Sjafri Ungkap Kondisi Nurhidayat dan Beknya )

Usai terpilih sebagai pemenang Pilpres 2014, Jokowi menunjuk Khofifah termasuk dalam bagian dari tim transisi.

“Saya mendapat tugas untuk menelaah janjinya Pak Jokowi untuk menjadikan HSN,” katanya.

Khofifah pun koordinasi dengan kiai, dan Pratikno yang saat itu belum dilantik sebagai Mensesneg.

( Baca juga : Aksi Todd Rivaldo Ferre di Timnas U-19 Indonesia Pantas Disanjung, Aksi Terbaik di Piala Asia U-19 )

Akhirnya diputuskan peringatan HSN dilakukan setiap 22 Oktober.

Tanggal itu dipilih dengan pertimbangan peringatan revolusi jihad yang dipimpin Kiai Hasyim Asyari.

Khofifah menegaskan dalam diskusi penyiapan penetapan HSN, Jokowi menegaskan bahwa penetapan hari khusus ini bukan hanya untuk seremonial.

( Baca juga : Cuitan FIFA Dibanjiri Komentar Nyinyir ke Timnas U-19 Qatar, Ulah Pelatih Masuk Lapangan Disorot )

Melainkan juga menyusun format penguatan pesantren yang kuat.

“Misalnya ada konsep penguatan pesantren bahari, pesantren wirausaha, pesantren agro, dan sebagainya,” terang Khofifah.

Sementara itu, Kyai Thoriq Darwis berharap HSN bukan hanya sekedar peringatan semata.

( Baca juga : Ternyata Begini Tingkah Jan Ethes di Belakang Kamera, Sukses Bikin Paspamres Kewalahan di Panggung )

Pria yang akrab disapa Gus Thoriq ini minta peringatan HSN menjadi momentum bagi santri untuk menjawab masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.

“Ini adalah titik awal para santri untuk memberi andil resolusi untuk menjawab masalah yang dihadapi negeri,” terang Gus Thoriq.

Gus Thoriq ingin santri punya andil penting dalam mencegah dan mengatasi perbedaan di Indonesia.

( Baca juga : Ruben Onsu Tak Terima Lihat Foto Ayu Ting Ting Terpampang di Rumah Ivan Gunawan: Ini Cewek Gak Beres )

Menurutnya, perjuangan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari gerakan para santri.

Dia berharap hari santri terus diperingati bersama dan memberi kemaslahatan bagi umat.

Sebelum bertemu Jokowi pada 2014 lalu, Gus Thoriq sudah menggagas Hari Santri sejak 2009 melalui pertemuan 106 pengasuh pesantren di Malang.

( Baca juga : Pesan Deddy Corbuzier Untuk Para Haters: Gue Lebih Sukses )

Kemudian dilanjutkan dengan  diskusi di Universitas Jember pada 2012.

Bahkan saat itu PBNU merekomendasikan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikannya.

Thoriq mengusulkan 1 Muharam sebagai Hari Santri.

( Baca juga : Begini Kondisi Mat Solar Hadir di Pernikahan Anaknya, Terharu & Menangis Sambil Duduk di Kursi Roda )

Dengan berbagai pertimbangan, Jokowi meresmikan 22 Oktober sebagai HSN.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved