Jendela Dunia
Ditantang Temannya Makan Siput, Pemuda ini Alami Peristiwa Mengerikan, Ending Kisah Mengharukan
Tak butuh waktu lama, tubuhnya melemah dan Sam Ballard mengeluh kakinya kesakitan.
Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: eko darmoko

SURYAMALANG.COM - Sam Ballard namanya, pemuda 19 tahun asal Australia yang bernasib malang setelah memakan siput.
Bermula dari tahun 2010 saat dia mengamini tantangan dari teman-temannya untuk makan siput.
Tak butuh waktu lama, tubuhnya melemah dan Sam Ballard mengeluh kakinya kesakitan.
Lantaran sang ayah menderita multiple sclerosis, maka sang ibu pun mengira kalau sang anak juga ditempa penyakit sama.
Namun, dokter berkata lain.
Pemuda yang biasa dipanggil Sam itu mengatakan kalau dia telah memakan siput.
Dari situlah dokter mendiagnosa kalau lungworm atau cacing paru-paru tikus sudah menginfeksi siput yang Sam konsumsi.
Semenjak itu, seluruh kisah hidupnya berubah.
Cacing parasit bernama Angiostrongylus cantonensis adalah penyebab utama lungworm tikus.
Lalu, parasit itu merasuk ke paru-paru tikus dan dikeluarkan lewat kotorannya.
Hewan-hewan seperti siput, kepiting air tawar, udang, atau katak punya kemungkinan memakan kotoran tikus itu.
Giliran parasit di dalam kotoran tikus tadi menginfeksi tubuh hewan-hewan tersebut.
Bila manusia mengonsumsi hewan yang sudah tidak sehat tersebut dalam keadaan masih mentah atau belum matang sempurna, maka manusia pun juga akan terinfeksi.
Tak hanya pada hewan-hewan kecil itu, sayuran yang terkontaminasi siput infeksi lalu tak dibersihkan terlebih dahulu bisa beresiko menginfeksi manusia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menjelaskan bahwa minuman dapat pula terkontaminasi dengan cacing jika dibiarkan terbuka yang membuat siput bisa masuk.
Sehingga cacing parasit tersebut juga akan masuk ke tubuh manusia.
Yang berbeda adalah, siklus hidup cacing tidak lengkap pada manusia.
Alih-alih melewati saluran pencernaan, larva cacing dapat tersesat dan akan menuju ke otak, dan akan tetap di sana, menurut penjelasan Heather Stockdale Walden, asisten profesor di Departemen Penyakit dan Patologi Infeksi, Florida University.
Parasit tidak ditularkan dari manusia ke manusia.
"Ketika sampai ke otak, Anda bisa mengalami meningitis eosinofilik," imbuh Walden.
Meningitis eosinofilik merupakan peradangan selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Gejalanya dapat berupa sakit kepala, mual, muntah, demam, dan leher kaku.
Sebagian kasus berkaitan cacing tikus ini memang penyakit ringan, namun tak menutup kemungkinan berimbas fatal seperti yang dialami Sam.
Segera setelah didiagnosis, Sam mengalami koma dan bertahan selama 420 hari atau sekitar satu tahun dua bulan.
Kemudian, dia sadar dalam keadaan lumpuh, tidak bisa makan tanpa alat bantu, juga tidak bisa bergerak jika tidak berusaha keras.
Dia membutuhkan waktu perawatan penuh yaitu 24 jam, tujuh hari dalam seminggu.
Penyakit itu tidak mempengaruhi kemampuan mentalnya, begitu kata keluarga dan teman-temannya.
Sam yang malang akhirnya tutup usia pada Jumat (2/11/2018) pagi di Hornsby Hospital.