Madiun
Tebar Uang Koin, Tradisi Maulud Nabi Di Desa Kebonsari Madiun
Sebelum acara sebar uang koin dimulai, sejumlah pria paro baya tampak memainkan kesenian "gembrung", sholawat nabi dengan langgam jawa.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Achmad Amru Muiz
"Bisa mencapai puluhan juta, kalau dari keluarga sendiri Rp 6 juta hingga Rp 10 juta. Nanti ada tambahan juga dari warga yang sudah mampu," katanya.
Ia mengatakan, tradisi tersebut diadopsi dari acara peringatan maulud nabi yang biasa digelar di Keraton Surakarta. Tradisi ini dibawa oleh warga asal Kebonsari bernama Ngalimuntohar yang pernah menjadi guru spiritual Pakubuwana II.
"Ini mengikuti tradisi di Kraton Surakarta, yang biasanya Pakubuwana ke II mengadakan tradisi sekaten setiap peringatan maulud. Oleh Ngalimuntohar di bawa ke Madiun, dijadikan tradisi sejak abad -18, dan hingga saat ini sudah turun menurun," katanya.
Dia mengatakan, selain sebar uang, terdapat rangkaian kegiatan dalam perayaan maulud nabi di Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari. Di antaranya khaul atau doa bersama, diikuti warga setempat.
"Malam hari, sebelum tebar uang ini ada acara khaul dan doa bersama untuk leluhur desa. Kemudian dilanjutkan pembacaan selawat. Setelah itu ada sebar uang dan acara ditutup dengan kenduren massal,"imbuhnya.