Malang Raya
Pembunuhan di Turen Malang, Adik Korban Lihat Langsung Kakaknya Dikeroyok & Dibunuh, Ini Kata Polisi
Pembunuhan di Turen Malang yang berlangsung tragis disaksika langsung oleh adik korban, tubuh kakaknya dikeroyok, dicelurit, & diseret 100 meter
Penulis: Sarah Elnyora Rumaropen | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Pembunuhan di Turen Malang terjadi pada Minggu, 25 November 2018 dini hari.
Seorang wanita bernama Frida berusia 39 tahun yang tak lain adalah adik korban menjadi saksi langsung bagaimana kakaknya bernama Juari pria berusia 41 tahun itu tewas karena dibunuh.
Pembunuhan di Turen Malang itu berlangsung tragis hingga membut Frida panas dan tak kuasa menahan amarah.
Meski mencoba tegar, mimik wajah sedih bercampur emosi yang begitu mendalam terpancar saat menceritakan peristiwa itu.
Baca: Pacar Muzdalifah, Berondong 25 Tahun Dibaca Ketulusanya Oleh Pakar Ekspresi: Berat Sebelah
Baca: Yuni Shara Kumpul Bareng Henry Siahaan yang Cerai 10 Tahun Lalu, Ini Doa Untuk Mantan Suami
Baca: Kabar Angel Lelga Usai Digerebek Vicky Prasetyo, Curhat Soal Fitnah Hingga Keterangan Pihak Polisi
Baca: Isi Tas Nikita Mirzani Bikin Melongo, Pamer Segepok Uang, Biaya Persalinan Cucu Konglomerat Katanya
Baca: Juari Tewas Dikeroyok, Disabet Celurit, Dihantam Cangkul dan Tubuhnya Diseret Sepanjang 100 Meter
Baca: Prediksi Susunan Pemain Persebaya Vs Bhayangkara FC Senin 26 November 2018 di Gelora Bung Tomo
Baca: Bulan Kunjungan ke Museum Mpu Purwa Kota Malang Diramaikan Anak-anak, Mahasiswa dan Warga Umum
"Cacakku digepuki (dipukuli) koyok (seperti) tikus. Cacakku menungso.... (manusia) guduk (bukan) tikus," terang Farida berlinang air mata ketika ditemui di rumah kerabatnya di Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu petang (25/11/2018).
Dengan sangat jelas, Farida melihat pukulan demi pukulan menghujam deras tubuh kakaknya.
Bahkan celurit, pentungan kayu hingga cangkul turut digunakan pelaku mengeksekusi Juari. Diketahui Juari pernah mendekam di Lapas Lowokwaru Kota Malang, selama 3,5 tahun.
"Aku nggak iso (bisa) nulung (menolong) cacakku. Gak onok seng metu (gak ada yang keluar)," ungkap Farida seraya tak percaya ini semua bisa terjadi.
Kala itu Farida pun panik. Begitu juga istri Juari, Jamiatul Masamah (43). Mereka hanya bisa meratapi meski sempat berusaha mencari pertolongan.
Petaka tak terduga bermula sekitar pukul 01.00 WIB.
Diketahui, kakaknya dan istrinya baru saja pulang dari melihat pementasan kuda lumping di Wajak, Kabupaten Malang.
Juari pulang dalam keadaan mabuk. Bahkan, hingga berbusa dan muntah-muntah. Farida pun sempat panik.
Tiba-tiba dari arah luar rumah, sekelompok orang yang ditaksir berjumlah enam orang mendatangi rumahnya dengan suara ribut.
Baca: LIVE STREAMING Timnas Indonesia Vs Filipina Piala AFF 2018, Malam ini Kick Off Pukul 19.00 WIB
Baca: Nagita Slavina & Laudya Cynthia Bella Kompak Ungkap Kebiasaan Raffi Ahmad yang Tak Berubah dari Dulu
Baca: RAMALAN ZODIAK Senin 26 November 2018, Waspada, Gemini & Cancer Akan Dilanda Kegalauan
"Hei Juari metuo (keluarlah) aku onok (ada) urusan ambek awakmu," dengar Farida dari luar rumahnya.
Mendengar suara tersebut, Farida pun keluar pintu rumah dan berkata "Ngapain sih mas malam-malam ramai-ramai di kampung orang. Wis (sudah) samean (anda) pulang saja. Apalagi ini ada anak kecil. Maaf jika kakak saya ada salah," ucap Farida menjawab para pria tak dikenal tersebut.
Tak hiraukan peringatan Farida, enam orang tersebut justru merangsek masuk.
Mereka memecah kaca depan dan merusak rumah Juari. Sebelum lancarkan aksi penganiayaan, kawanan tersebut mematikan lampu kampung sehingga begitu gelap.
"Kejadiannya begitu cepat. Saya belum sempat tutup pintu rumah. Semuanya sudah membawa celurit dan senjata lainnya," imbuhnya.
Salah satu orang ada yang menyabetkan celurit, ada yang memukulkan tanpa ampun pentungan, gagang cangkul, dan cor-coran.
Tak puas begitu saja, mereka menganiaya korban yang sudah tak berdaya, dalam kondisi berlumur darah itu para pengeroyok tega menyeret Juari.
Posisi tubuh Juari telungkup dengan wajah menghadap aspal. Tubuhnya diseret di jalan kampung dengan jarak 100 meter. Juari akhirnya meninggal dunia. Kondisi mayat pun begitu mengenaskan.
Farida mengaku tak tahu apa yang melatar-belakangi pengeroyoan kepada kakaknya itu. Kakak iparnya juga tidak bercerita apapun soal kejadian di pertunjukan kuda lumping.
"Tidak tahu, semoga pelaku segera diamankan," harapnya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Turen Iptu Hari Eko Utomo mengatakan, sampai saat ini polisi terus melakukan pengejaran.
"Masih kami telusuri. Kami koordinasi dengan Buser dan Reskrim Polres Malang untuk mencari pelaku. Perkara ini masih dalam lidik kami," papar Hari.
“Kami belum bisa mengungkapkan motif pengeroyokan itu,” bebernya.