Pengakuan Jimmi Aritonang, Karyawan Istaka Karya yang Selamat dari Berondongan Peluru KKB di Papua

Pengakuan Jimmi Aritonang, Karyawan Istaka Karya yang Selamat dari Berondongan Peluru KKB di Papua,

Editor: Adrianus Adhi
Kompas/Istimewa
Jimmi Aritonang 

SURYAMALANG.com - Jimmi Aritonang adalah satu dari 25 karyawan PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan sadis yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Jimmi semula dikabarkan tewas dibunuh KKB.

Jimmi Aritonang yang telah berada di penampungan evakuasi korban selamat di Wamena Kabupaten Jayawijaya saat ini tengah menjalani massa pemulihan atas trauma yang dialaminya.

Dari penuturan kakak ipar Jimmi Aritonang, yaitu Lefrend Siahaan, adik iparnya kini dalam kondisi sehat dan tak ada bekas luka di tubuhnya pada saat disandera dan juga melarikan diri dari kelompok KKB.

Baca: VIDEO - Kelompok Bersenjata di Papua Semakin Berani, Pos TNI Juga Diserang dan 1 Prajurit Meninggal

Baca: Helikopter TNI Ditembaki Kelompok Bersenjata di Papua Saat Evakuasi Jenazah Serda Handoko

Baca: Kronologi KKB Blokir Jalan saat Personel TNI-Polri Menuju Lokasi Pembantaian Pekerja Istaka Karya

Baca: Kronologi Lengkap Dugaan Pembunuhan 31 Pekerja Pembangunan Kali Yigi-Kali Urak Ndunga Papua oleh KKB

"Luar saya (adik ipar). Kondisinya baik."

"Kami tadi malam sempat melihatnya. Tapi sampai saat ini dia masih di tempat penampungan."

"Sampai saat ini kita belum bisa lama-lama bersamanya. Tapi yang penting dia selamat,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (4/12/2018).

Siahaan menceritakan kisah adik iparnya pada saat disandera berhasil melarikan diri.

Baca: Rahasia Kecantikan Ayu Ting Ting, Ternyata Gunakan Skin Care Seharga Jutaan Rupiah

Baca: Baim Wong Punya Kebiasaan ini Saat di Atas Kasur, Bikin Paula Verhoeven Kesal

Baca: 8 Momen Kedekatan Nagita Slavina dan Gempita, Dari Gemes Hingga Digendong, Sayang Bak Anak Sendiri

Baca: Hadiah Nia Ramadhani Untuk Mikhayla Usai Juara Senam di Bangkok, Ardi Bakrie Belikan Benda Sederhana

Saat itu, mereka yang berjumlah 25 orang pekerja pembangunan jembatan jalan Trans Papua, didatangi dan dikumpulkan menjadi satu oleh anggota KKB.

Setelah mereka dikumpulkan lanjutnya, Jimmi bersama teman-temannya dibawa di puncak Kabo yang tak jauh dari camp para pekerja. Di sanalah para karyawan dieksekusi dengan senjata api.

"Jadi, saat mereka ditembaki."

"Adik ipar saya bersama beberapa temannya pura-pura mati. Lalu setelah mereka ditinggalkan."

"Mereka yang selamat melarikan diri. Saya jumlahnya tidak tahu berapa orang yang berhasil selamat,” kata Siahaan yang tinggal di Wamena.

"Jadi mereka berlari dari lokasi eksekusi ke Distrik Mbua, dengan melewati hutan lebat, sungai yang terjal dan juga bukit."

"Sesampainya di sana, ternyata mereka dikejar dan masih dihujani peluru saat mengamankan diri di Pos TNI Mbua," terangnya lagi.

Menurut Siahaan, adik iparnya baru saja bergabung dengan PT Istaka Karya sebagai mandor (kepala tukang) untuk pembangunan jembatan di Nduga.

Kini Siahaan telah memberikan informasi kepada sanak keluarga mereka di Balige, Sumatra Utara, tentang kabar Jimmi, ayah empat anak ini, selamat.

"Kini keluarga besar kami sudah lega. Begitu mengetahui dia selamat. Terima kasih Tuhan Yesus. Mukjizat mu selalu kamu berikan kepada kami. Terima kasih Tuhan," ucapnya.

Jumlah pekerja Istaka Karya yang dipastikan tewas

Dari keterangan Jimmi kepada aparat penegak hukum, pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu.

Mereka libur karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM). 

Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi kepada Kompas.com, Rabu (5/12/2018).

"Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer," ungkapnya.

Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.

Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.

"Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua."

"Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah," ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.

Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.

Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.

"Namun malang, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua."

"2 orang diantaranya belum ditemukan sedangkan 4 orang diantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua," ungkapnya.

Penyerangan pos TNI Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Dessember sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat Jimmi bersama temannya diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.

"Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia."

"Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT."

"Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan."

"Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan," ujar Aidi.

Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pura-pura Mati, Jimmi Selamat dari Pembantaian KKB di Nduga Papua" dan "Pengakuan Korban Selamat Pembantaian Pekerja di Nduga Papua, 19 Orang Dipastikan Dibunuh",  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved