Kabar Surabaya

Konjen China di Surabaya ke Kantor NU Jatim, Inilah Keterangannya Perihal Suku Uighur

Saat ini jumlah seluruh umat Islam di Tiongkok mencapai 23 juta jiwa. Di Xinjiang pun berdiri 244 ribu masjid dan itu mencapai 70 persen seluruh

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
pipit maulidiya
Gu Jingqi, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (biru) dan Ketua NU Jatim, Muzaki Mustamar (berpeci hitam). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melakukan dialog bersama Gu Jingqi, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Ketua Yayasan Masjid Muhammad Cheng Hoo, Nurawi,  dan Ketua PITI Jawa Timur, Ustad Haryanto, Rabu (26/12/2018).

Acara berlangsung tertutup di kantor PWNU Jawa Timur itu terkait situasi suku Uighur di Xinjiang, Tiongkok.

Ketua PWNU Jatim, Marzuki Mustamar, memimpin dialog secara langsung ditemani kiai dan pengurus PWNU Jatim lainnya.

Usai dialog, mereka keluar bersama dari ruang diskusi lantai dua kantor PWNU dan memberikan pernyataan kepada awak media.

Gu Jingqi memberikan penjelasan Tiongkok sama seperti Indonesia yang punya masyarakat berbeda suku, bangsa, budaya dan agama, ada 56 suku bangsa dan 10 di antaranya beragama Islam.

Terkait isu perlakuan tidak adail kepada suku Uighur di Xinjiang dalam menjalankan ajaran agama Islam, Gu Jingqi menegaskan setiap orang Tiongkok bebas untuk beragama atau tidak beragama.

Soal agama Islam, dia mengatakan saat ini jumlah seluruh umat Islam di Tiongkok mencapai 23 juta jiwa. Di Xinjiang pun berdiri 244 ribu masjid dan jumlah itu mencapai 70 persen seluruh total masjid di Tiongkok.

"Menurut konstitusi Tiongkok, seluruh masyarakat menikmati 100 persen kebebasan beragama atau tidak beragama," katanya.

Soal isu yang beredar di media internasional, mulai tidak boleh memberi nama anak dengan nama Islami, atau pembatasan dalam menjalankan agama, menurut Gu Jingqi adalah hoax atau tidak benar.

"Itu hoax. Memang ada sebagian orang muslim di Tiongkok memahami pemahaman fundamentalis di mana mereka melakukan pengeboman seperti di Surabaya untuk masuk surga," tambahnya.

Atas isu yang beredar itu, PWNU Jawa Timur menyampaikan pernyataan sikap, mengingat ingin NU bisa berdakwah dengan aman dan selamat di manapun berada.

"Islam di sana melebihi Islam di Saudi, maka kita harus hati-hati betul statemen yang membuat Islam semakin sengsara. Perkara ada satu atau dua orang yang mungkin nasibnya kurang pas kalau pun perlu pembelaan, tapi jangan sampai dengan cara malah yang membuat suasana makin keruh. Kita ingin menjalin hubungan baik dengan siapapun, dengan Tiongkok, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, sebagai muslim NU dakwah dimanapun lancar, cabang di luar negeri aman," kata Muzakki Mustamar.

Selain itu PWNU Jawa Timur menyamapikan beberapa poin pernyataan sikap, di antaranya sebagai berikut ;

Pertama, mendesak pemerintah RRT untuk segera menyelesaikan akar persoalan yang terjadi di suku Uighur Xinjiang, yang sudah menjadi isu internasional.

Jika fakta yang terjadi adalah pelanggaran HAM yang disebabkan oleh motif diskriminasi terhadap sebuah ras tertentu, maka PWNU Jatim sangat menyesalkan kejadian tersebut.

Kedua, mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda.

PWNU ingin mendorong pemerintah Tiongkok bahwa kebebasan memeluk agama (Islam) dijamin konstitusi dan menjalankan peribadatan dilindungi, termasuk di Uigur.

Ketiga, Mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomatis dan ikut andil dalam upaya menciptakan perdamaian di Xinjiang.

Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.

Keempat, PWNU Jawa Timur meminta pemerintah RRT agar isu terorisme dan sparatisme di Uighur diselesaikan secara damai dengan cara dialog, tanpa menggunakan kekerasan. NU siap menjadi mediator atau juru damai jika diminta, dengan pendekatan Islam moderat. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved