News
Berbeda dari yang Lain, 10 Negara ini Tak Rayakan Malam Tahun Baru 2019 Gara-gara ini
Berbeda dari yang Lain, 10 Negara ini Tak Rayakan Malam Tahun Baru 2019 Gara-gara ini
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Zainuddin
Kalender tradisional didasarkan pada tahun-tahun pemerintahan Kaisar Jepang.
Dalam dokumen resmi penulisann tanggal menggunakan kalender Gregorian dan penanggalan tradisional.
Jadi karena dimulai tahun 1989, maka Jepang merayakan tahun 31.
• Penderita Demam Berdarah Di Tulungagung Bertambah Empat Kali Lipat Tahun 2018
• Vigit Waluyo Serahkan Diri ke Kejari, dan Kini Sudah Masuk Lapas Sidoarjo
7. Tahun 4717 di China
Kalender di China dimulai dari tanggal Kaisar Huangdi memulai masa pemerintahannya di tahun 2637 SM.
Kalender ini berbentuk siklik dan berdasarkan sikulus astronomi Jupiter.
Dalam waktu 60 tahun, Jupiter mengelilingi Matahari 5 kali, dan itulah 5 elemen kalender Tionghoa yang diambil dari nama binatang.
Tahun depan adalah tahun anjing untuk China.
8. Tahun 108 di Korea Utara
Kalender Juche digunakan di Korut sejak 8 Juli 1997.
Hitungan penanggalan dimulai 1912 tahun kelahiran Kim Il-sung, pendiri Korea Utara.
Penulisan tahun di sana, tahun Gregorian di tulis dalam tanda kurung di samping tahun menurut kalender Juche.
• Ivan Gunawan Rayakan Hari Ulang Tahun, Ayu Ting Ting Beri Ucapan Manis
• Prediksi Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Kota Batu Saat Malam Tahun Baru 2019
• Ria Ricis Beli Rumah Mewah di Usia 23 Tahun, Ternyata Perjuangannya Tak Mudah
9. Tahun 1397 di Iran dan Afghanistan
Kalender Persia atau kalender Solar Hijriah adalah kalender resmi di Iran dan Afghanistan.
Kalender ini berdasarkan astronomi matahari dan diciptakan oleh sekolompok astronom termasuk penyair terkenal, Omar Khayyam.
Perhitungan kalender ini dimulai dari hijriah seperti kalender Islam, tetapi juga didasarkan pada tahun matahari.
Jadi hari Minggu dimulai pada hari Sabtu dan selesai pada hari Jumat. (Masrurroh Ummu Kulsum).