Malang Raya
Mencoba Sensasi Operasi Batu Ginjal
Di stand Urologi, masyarakat bisa mencoba merasakan sensasi melakukan operasi batu ginjal.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pameran pendidikan di halaman FK Universitas Brawijaya (UB) Malang dalam rangka Dies Natalis FK ke 45 antara lain diisi stand-stand dari program PDS (Pendidikan Dokter Spesialis) dan S1, Minggu (13/1/2019).
Di stand Urologi, masyarakat bisa mencoba merasakan sensasi melakukan operasi batu ginjal.
Urologi adalah ilmu yang mempelajari tentang saluran air kecing pria dan wanita serta alat reproduksi pria.
Ada manekin berbentuk manusia tidur. Kemudian petugas pameran, Erwin, memasukkan beberapa batu.
Juga ada dua alat yang dimasukkan di dua lubang di manekin itu untuk mengambil batu-batu itu ke tempat lain.
Berhasil tidaknya pemindahan itu bisa dipantau lewat layar TV dekat manekin itu.
“Tujuannya ada simulasi ini agar masyarakat tahu cara operasi dan tidak perlu takut. Juga bisa merasakan sensasi operasi,” jelas Erwin kepada SURYAMALANG.COM.
Sementara itu, Kaprodi PDS Urologi FK UB, Dr dr Besut Daryanto SpB SpU menyatakan dalam perkembangan teknologi, operasi urologi kini minimal atau tanpa luka.
“Misalkan ada batu di saluran kencing, bisa operasi tanpa luka atau memanfaatkan lubang yang ada,” jelas Besut.
Adapun penyebab adanya batu itu karena faktor bawaan, pola makan dan kurang cairan.
“Jika sudah merasakan nyeri di punggung, apalagi warna air kencing tidak kuning bersih, maka perlu diwaspadai,” kata Besut.
Segera periksa air kencingnya.
“Biasanya ada yang warnanya merah disertai darah atau keruh,” jelasnya.
Ditambahkan, kerap dokter sudah menerima pasien dalam keadaan sudah parah.
Jika tanda-tanda warna air kencing bisa jadi ‘warning’, maka tidak perlu ragu ke dokter.
Sementara untuk menghilangkan batu itu, jika masih kecil ukurannya, bisa tanpa operasi.
Misalkan dengan sering minum sehingga keluar alami. Ada juga yang dibantu dengan obat.
“Operasi itu itu alternatif terakhir,” ujarnya.
Ukuran batu bervariasi. Ia menyatakan pernah melakukan operasi dengan berat batu ukuran 1,67 kg di kandung kemih.
Jika ada batu di bawah ginjal akan lebih fatal karena bisa menjadikan gagal ginjal.
Dijelaskan Besut, orang yang aktif atau banyak bergerak akan lebih cepat mengeluarkan batu ditubuhnya karena sering minum dan kencing.
Beda dengan orang yang tidak bergerak atau tidak aktif. Ia juga mengingatkan soal ada silent stone sehingga tidak ditemukan keluhan.
“Ini kadang pasien juga kecolongan. Dikira batunya sudah keluar ternyata masih ada. Tahu-tahu juga bisa gagal ginjal,” paparnya.
Jika sudah ada keluhan, sebaiknya melakukan screening air kencing.
Dekan FK UB Dr dr Sri Andarini MKes menyatakan di FK UB juga memiliki animal house, sebuah lab untuk riset dengan menggunakan tikus.
Ini juga bisa mendatangkan uang sebagai hewan uji.
“UB yang kedua. Yang pertama ada di UI. Namun di sini perlu peralatan lagi. Kami sudah mengajukan Rp 5 miliar namuh sudah diberi Rp 1 miliar,” kata Andarini.
Sehingga peralatan lainnya menyusul. Untuk pengolahan limbahnya berstandar internasional.