Kabar Sidoarjo

Tanggul Lumpur Lapindo Kritis, Warga Khawatir Jebol

Hujan yang mengguyur kawasan Sidoarjo beberapa hari terakhir bukan hanya mengakibatkan banjir di beberapa wilayah.

Penulis: M Taufik | Editor: yuli
m taufik - suryamalang.com
Tanggul lumpur Sidoarjo yang berada di sisi dekat Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin kondisinya sedang kritis dan rawan jebol, Jumat (25/1/2019). 

SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Hujan yang mengguyur kawasan Sidoarjo beberapa hari terakhir bukan hanya mengakibatkan banjir di beberapa wilayah.

Tanggul lumpur Lapindo yang berada di sisi dekat Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin kondisinya sedang kritis dan rawan jebol, Jumat (25/1/2019).

Air di tanggul tersebut elevasinya sudah sangat tinggi, mendekati bibir tanggul. Warga pun khawatir tanggul akan jebol dan air dari dalam kolam penampungan meluber ke perkampungan penduduk.

"Oktober 2018 lalu sempat merembes. Makanya sekarang kritis seperti itu juga warga khawatir," kata Yasin, warga Desa Gempolsari.

Kekhawatiran itu sangat beralasan karena tanggul yang kritis berada di dekat kampung. Di dekat tanggul itu, ada tujuh RT yang dihuni sekitar 500 kepala keluarga.

Disebutnya, warga sudah khawatir sejak beberapa hari terakhir. Mereka juga terus berjaga-jaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Warga berjaga pada malam hari. Khawatir sewaktu-waktu jebol," lanjut Yasin.

Diceritakannya, warga masih trauma dengan peristiwa tahun 2006 silam. Saat istirahat malam hari, tiba-tiba lumpur menyembur dan merendam perkampungan penduduk.

"Air sudah di atas. Di bibir tanggul. Makanya warga khawatir," ujar Khoirul, juga warga Gempolsari.

Warga berharap, pihak berwenang, yakni Pusat Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (PPLS) segera mengambil langkah penanganan terhadap kondisi ini.

Sementara menurut Humas PPLS Hengky Listria Adi, elevasi air di tanggul titik P67 itu memang mendekati bibir tanggul. Yakni tanggul yang pada Oktober 2018 lalu amblas, serta sempat merembes.

"Ketinggian air di waduk tersebut sudah sekitar 7 meter," ungkap Hengki.

Terkait kondisi itu, PPLS disebutnya terus berupaya mengurangi volume air dengan mengalirkan air di dalam tanggul ke drainase yang ada. Dari sana, air dilanjutkan ke titik 42 dan titik 25. Di sana sudah ada kapal keruk yang fungsinya mengalirkan ke Sungai Porong.

Selain itu, pihaknya juga mengaku akan kembali meninggikan tanggul. Dari sekarang ini ketinggian 8,5 meter menjadi 11 meter.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved