Kota Batu
Simulasi BPBD di Coban Talun 4 Orang Tewas 15 Orang Terjebak Longsor
Simulasi kebencanaan di Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji dibuat adanya bencana besar.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Simulasi kebencanaan di Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji dibuat adanya bencana besar.
4 orang tewas dari 15 orang yang terjebak longsor di kawasan wisata air terjun Coban Talun, Kamis (14/2/2019).
Awalnya dalam simulasi itu cuaca di area wisata terihat cerah, namun tiba-tiba hujan lebat datang sehingga menyebabkan banjir, pohon tumbang, serta longsor.
Begitu mengetahui adanya bencana itu, tim BPBD Batu segera berkoordinasi dengan warga setempat, pihak kepolisian, TNI, Dinas Pemadam Kebakaran, dan perangkat lainnya.
Tidak lama, mobil resque, mobil ambulance, tim medis, tenda darurat, rekayasa lalu lintas, tim pencari hingga K9 tiba di lokasi.
Masing-masing menjalankan tugas, ada yang menuju lokasi bencana dan menyelamatkan korban, ada yang mempersiapkan logistik, dan mempersiapkan perlengkapan medis.
Simulasi berlangsung selama 60 menit, dan melibatkan berbagai tim.
Simulasi ini diadakan tak lain untuk memberikan pemahaman bagaimana bertindak cepat sesuai prosedur.
Kepala BPBD Batu, Sasmito mengatakan dari simulasi ini setiap tim harus bekerjasama dalam satu tujuan, yaitu menyelamatkan korban bencana.
“Kami berkoordinasi satu sama lain, jangan sampai terjadi kesalahan komunikasi. Apalagi akses tempat wisata ini jauh dari tempat masuk,” kata Sasmito, seusai simulasi.
Ia mengungkapkan sebuah peristiwa memang tidak bisa diprediksi.
Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat juga ikut mengetahui bagaimana penyelamat saat terjadi bencana.
Minimal bisa menyelamatkan diri sendiri ketika terjebak bencana.
“Menyusul nanti tempat wisata lainnya yang rawan bencana jadi tempat simulasi kebencanaan.”
“Sekaligus kami memberikan edukasi ke masyarakat, agar tanggap saat bencana. Tidak panik itu yang penting,” imbuhnya.
Maria (27) satu di antara pengunjung Wisata Coban Talun menilai sebagai wisatawan hampir 80 persen saat liburan ialah bersenang-senang.
Kadang dia pun lupa bagaimana penyelamatan jika terjadi bencana.
“Kalau sudah berlibur kadang kami lupa di tempat yang kami datangi ini rawan longsor lah misalnya. Karena keasikan menikmati alam.”
“Jadi kegiatan simulasi ini penting juga diketahui sama wisatawan, setidaknya mengingatkan agar berjaga-jaga,” ungkap dia ditengah liburannya.
Wisatawan asal Jakarta ini berharap ada spanduk atau poster di tempat wisata yang menampilkan penyelamatan dini saat bencana.
Agar dibaca oleh pengunjung ketika berlibur.
“Satu lagi, ada petugas yang mengawasi dan siaga. Itu saja sih harapan kami,” pungkasnya.