Kabar Mojokerto

Dijanjikan Dapat Bonus Pulsa Rp 500.000, Pria Mojokerto Ini Malah Kehilangan Uang Rp 65 Juta

Suhartoyo menjadi korban penipuan dengan modus mendapat bonus pulsa Rp 500.000. Suhartoyo kehilangan uang Rp 65 juta.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Zainuddin
Tribunnews.com
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Suhartoyo menjadi korban penipuan dengan modus mendapat bonus pulsa sebesar Rp 500.000.

Penipuan ini mengakibatkan warga Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto itu kehilangan uang sebesar Rp 65 juta.

Aksi penipuan ini bermula saat Suhartoyo mendapat panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal Jumat (18/2/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.

Si penelpon mengaku dari pihak bank. Si penelpon menginformasikan bahwa Suhartoyo mendapat bonus pulsa sebesar Rp 500.000 dari bank.

“Penelepon itu adalah laki-laki. Saya tidak tanya namanya. Tetapi orang itu mengaku dari bank,” ujar Suhartoyo kepada SURYAMALANG.COM, Senin (11/3/2019).

Awalnya Suhartoyo tidak menaruh curiga kepada si penelpon.

Kemudian si penelpon itu menanyakan proses pengiriman pulsa kepada Suhartoyo.

“Dia menanyakan pulsanya dikirim ke nomor saya apa nomor lain? Saya jawab, dikirim ke nomor saya saja.”

“Saya tidak curiga. Apalagi saat itu saya sakit sehingga tidak berpikir panjang.”

“Saya juga sempat tanya apa ada biaya tambahan yang harus dibayarkan? Orang itu menjawab, tidak ada karena bank tidak mau merugikan rakyat.”

“Setelah itu si penelpon menutup pembicaraan,” ucapnya.

Beberapa menit kemudian, dia mendapat kiriman pulsa sebesar Rp 80.000.

“Tak lama kemudian orang itu menelepon lagi untuk menanyakan pulsa yang dikirim sudah masuk apa belum? Saya jawab sudah masuk tapi hanya Rp 80.000. Tapi penelpon itu langsung menutup percakapan,” bebernya.

Karena tak kunjung mendapat kiriman pulsa yang dijanjikan, Suhartoyo menanyakan bonus pulsa itu ke agen bank di Berat Wetan.

“Agen itu menjelaskan bahwa bank tidak menginformasikan bonus melalui telepon atau SMS.”

“Kalau nasabah mendapat bonus, pihak bank langsung datang ke rumah nasabah.”

“Pihak agen pun curiga, kalau saya menjadi korban penipuan.”

“Pihak agen minta saya untuk mengambil kartu ATM dan buku tabungan,” paparnya.

Setelah itu, agen membantu Suhartoyo untuk mengecek saldonya.

Suhartoyo pun terkejut mendapati saldonya tinggal Rp 2 juta.

Padahal, sebelumnya saldo Suhartoyo sebesar Rp 67 juta.

“Saya baru menabung sekitar dua bulan sebelum penipuan itu. Saya menjual tiga ekor sapi saya. Hasil dari penjualan itu yang saya tabung,” terangnya.

Pihak agen menyarankan Suhartoyo untuk mencetak rekening koran ke bank di Kota Mojokerto pada Sabtu (19/1/2019).

Dari rekening koran terbukti jika tabungan Suhartoyo terkuras Rp 65 juta.

“Di rekening koran itu, ada empat kali penarikan, yaitu Rp 10 juta, Rp 40 juta, Rp 10 juta, dan Rp 5 juta,” kata Suhartoyo.

Di dalam rekening koran itu juga diketahui ada dua nama di balik penarikan saldo tabungan, yaitu Yuli dan Nurfitria.

“Saya tidak mengenal nama-nama itu. Keluarga saya juga tidak ada yang namanya Yuli dan Nurfitria.”

“Saya juga tidak tahu kenapa saldo saya bisa berkurang. Pihak bank juga begitu.”

“Saat menerima telepon, saya juga tidak menyebutkan password kartu ATM saya. Saya pun tidak tahu password saya.”

“Saya penah mengambil tabungan sebesar Rp 5,5 juta untuk berobat. Itu pun dibantu keluarga saya. Dan mengambilnya secara manual lewat teller, tidak di ATM,” ungkapnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved