Jendela Dunia

Perempuan Ini Dipenjara Karena Memotong Tangannya dengan Gergaji, Ada Alasan Konyol & Tak Masuk Akal

Perempuan Ini Dipenjara Karena Memotong Tangannya dengan Gergaji, Ada Alasan Konyol dan Tak Masuk Akal

Editor: eko darmoko
tokopedia
Perempuan Ini Dipenjara Karena Memotong Tangannya dengan Gergaji, Ada Alasan Konyol dan Tak Masuk Akal (ILUSTRASI). 

SURYAMALANG.COM – Perempuan berusia 21 tahun nekat memotong tangannya dengan gergaji demi mendapatkan keuntungan.

Namun, aksi konyol ini justru menjadi boomerang terhadap perempuan asal Slovenia tersebut.

Bahkan, selain kehilangan tangan, perempuan tersebut juga harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Lantas apa yang memicu perempuan ini nekat memotong tangannya sendiri?

Organ Intim Istri Dipegang Saudara Ipar saat Mandi di Sungai, Suami Ngamuk Lalu Potong Tangan Pelaku

Ditanya Kapan Putus dari Reino Barack? Jawaban Luna Maya Cuma 9 Kata, Bikin Hotman Paris Geregetan

3 Gelagat Ganjil Pacar Lucinta Luna saat Makan Bersama Hotman Paris, Salah Fokus dan Lirik yang Lain

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, Selasa (12/3/2019), perempuan Slovenia ini ditahan polisi karena memotong tangannya dengan gergaji demi mendapatkan uang asuransi senilai 400000 Euro atau Rp 6,4 miliar.

Tak hanya si perempuan, seorang kerabatnya juga ikut ditahan pihak kepolisian.

Kini, perempuan tersebut dan kerabatnya yang berusia 29 tahun terancam hukuman penjara 8 tahun karena didakwa melakukan penipuan asuransi.

"Bersama dengan satu kaki tangannya, dia sengaja mengamputasi pergelangan tangannya dengan sebuah gergaji bulat, berharap pihak asuran menganggap dia mendapatkan kecelakaan," ujar juru bicara kepolisian Valter Zrinski, Slovenia.

Seorang perempuan memotong tangannya itu diyakini merencanakan insiden itu, bersama tiga kerabatnya, di awal tahun ini setelah mereka meneken kontrak asuransi jiwa dan kecelakaan dengan lima perusahaan asuransi.

Keempatnya sudah ditahan tetapi dua di antara mereka dibebaskan.

Polisi mengatakan, perempuan itu berharap bisa mendapat uang kompensasi setidaknya 380.000 euro dan uang bulanan 3.000 euro seumur hidup.

Para perempuan ini sengaja meninggalkan potongan tangan tersebut dan tidak membawanya ke rumah sakit.

Mereka berharap bisa mendapatkan kompensasi tiga kali lipat untuk cacat permanen yang dialami.

"Namun, aparat berwenang menemukan potongan tangan itu tepat pada waktunya dan para dokter di rumah sakit berhasil menyambungnya kembali," kata Zrinski.

Uang kompensasi bulanan yang diincar para perempuan ini memang terbilang besar, karena rata-rata pendapatan bulanan warga negeri itu adalah 1.000 euro atau sekitar Rp 16 juta.

Ilustrasi uang asuransi
Ilustrasi uang asuransi (Tribunnews.com)

Bunuh Istri Demi Uang Asuransi

Kisah ini serupa dengan kisah perempuan Slovenia di atas. Yakni, pria asal China ditangkap di Phuket, Thailand setelah dituduh membunuh istrinya dengan cara menenggelamkannya di kolam renang hotel.

Keluarga korban, yang tak disebutkan identitasnya menjelaskan, Zhang Yifan asal kota Tianjin, membunuh istrinya demi polis asuransi bernilai 30 juta yuan atau sekitar Rp 63,5 miliar.

Keluarga korban mengklaim Zhang sudah menarik uang polis itu beberapa bulan sebelum membunuh sang istri.

Zhang juga dituduh memalsukan tanda tangan sang istri di dokumen asuransi. Demikian dikabarkan situs berita enorth.com.cn.

Kepolisian Tianjin akhirnya menggelar penyelidikan terkait dugaan penipuan yang dilakukan Zhang.

Laporan dugaan penipuan ini disampaikan kepada polisi oleh ayah korban alias mertua Zhang.

Orangtua korban berharap Zhang diekstradisi ke China tempat dia kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman mati jika dinyatakan bersalah membunuh istrinya.

Ilustrasi kolam renang
Ilustrasi kolam renang (YouTube/LiveLeaks)

Para kuasa hukum sebelumnya memberikan nasihat bahwa proses ekstradisi dari Thailand ke China untuk tuduhan serius seperti pembunuhan amat sulit dan rumit.

Berdasarkan nasihat para kuasa hukum itu pula ayah korban akhirnya mengajukan laporan dugaan penipuan yang melibatkan Zhang.

Pembunuhan ini berawal ketika pada 27 Oktober lalu, Zhang membawa istri dan putrinya yang berusia 20 bulan ke Phuket, Thailand untuk berlibur.

Tiga hari kemudian, Zhang mengabari mertuanya bahwa sang istri meninggal dunia karena tenggelam di kolam renang hotel pada 29 Oktober.

Dua hari setelah kabar kematian itu, Zhang pulang ke Tianjin bersama putrinya.

Dia lalu kembali ke Phuket bersama beberapa iparnya untuk mengurus dokumen kematian istrinya.

Orangtua korban awalnya menyarankan untuk melaporkan masalah ini ke kepolisian Thailand dan meminta kompensasi dari pihak hotel.

Zhang menyetujui saran itu dan mereka mendatangi kantor polisi setempat pada 2 November lalu untuk memberikan keterangan.

Beberapa jam kemudian, Zhang mengaku kepada polisi bahwa dia telah membunuh istrinya karena tak ingin hidup bersama perempuan itu lebih lama lagi.

Kepada polisi Zhang mengaku dia memukuli istrinya terlebih dulu sebelum menenggelamkannya di dalam kolam hotel.

Orangtua korban kemudian mengatakan, mereka sebenarnya curiga dengan pengakuan Zhang karena putri mereka sangat mahir berenang.

Kecurigaan mereka bertambah setelah menemukan bekas-bekas memar di tubuh istri Zhang.

Kerabat korban kemudian menemukan 18 polis asuransi yang dibeli Zhang di kediaman pria itu. Seluruh polis itu bernilai lebih dari Rp 63 miliar.

Wajah Karyawan Restoran Direbus dalam Air Mendidih

Tokyo, Jepang, kota dengan tingkat stress tertinggi di dunia karena tuntutan pekerjaan yang tinggi pula.

Banyak dari karyawan di Jepang yang terkadang rela melakukan segalanya demi tuntutan pekerjaan.

Mengutip Asiaone via Kompas.com, Sabtu (9/3) sebuah video viral di media sosial Jepang.

Dalam video itu terlihat sekelompok orang berada di sebuah restoran makanan Jepang lengkap dengan bir dan piring-piring makanan di atas meja.

Di tengah meja terdapat sebuah nabe yakni panci berisi air panas untuk merebus daging dan sayuran.

Di bawah Nabe terdapat kompor kecil untuk menjaga agar air tetap mendidih.

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribunnews.com)

Namun selanjutnya secara tiba-tiba seorang pria mencengkeram kepala pria lainnya dan membenamkan wajah si pria tersebut ke panci Nabe yang berisi air mendidih.

Yang terjadi selanjutnya malah tawa riuh orang-orang di sekitarnya.

Diketahui pria yang melakukan hal ini ialah seorang direktur perusahaan dan pria yang wajahnya dibenamkan ke air mendidih itu adalah karyawannya.

Hal ini dilakukan agar klien perusahaan yang sedang makan bersama direktur terhibur.

Usai melakukan aksinya ini direktur berkata pada karyawannya "Ada para klien di sini, buatlah lebih meriah!"

Lantas, direktur merebus kembali wajah karyawannya di panci Nabe untuk kedua kalinya.

Insiden di dalam video terjadi pada pesta akhir tahun 2015.

Hasilnya wajah si karyawan sampai melepuh.

Diketahui mereka yang berpesta adalah para karyawan sebuah agensi hiburan yang berbasis di Shibuya Ward, Tokyo.

Namun baru tiga tahun berselang karyawan tersebut menggugat bosnya akibat perlakuan tak manusiawi itu.

Kini korban mengalami trauma ketika melihat Nabe.

Ia juga menuntut ganti rugi yang besar kepada mantan bosnya yang sudah melakukan tindakan amoral itu.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved