Kabar Papua
Terciduk saat Razia, 11 PSK Disuruh Terjun ke Kolam Lumpur untuk Jalani Hukuman, Pelanggan Masih SMP
Terciduk saat Razia, 11 PSK Disuruh Terjun ke Kolam Lumpur untuk Jalani Hukuman, Pelanggan Masih SMP
“Yang awalnya pertama melihat tamu itu tidak nafsu, kalau setelah pakai sabu, langsung bernafsu. Saya juga heran, tapi ini kenyataan,” urai ibu satu anak ini.
Dia mengaku, awal mula memakai sabu-sabu ini diajak teman-temannya. Selanjutnya, ia merasakan khasiatnya.
Kata dia, sabu-sabu membuatnya lebih semangat dan bergairah. Ia sudah merasakan enak-enaknya sekarang setelah rutin menggunakan sabu.
“Saya beli dari teman saya. Ya bervariasi, kadang kalau lagi ada uang ya beli dua sampai empat paket hemat (pahe). Persediaan itu bisa cukup untuk kebutuhan seminggu. Saya nyabu juga tidak setiap hari, saat ingin saja,” tambah perempuan asal Kediri ini.
Kasat Narkoba Polres Pasuruan AKP Nanang Sugiyono menjelaskan, tersangka ini bukan hanya pengguna, tapi juga pengedar.
Ia juga pengedar kelas kecil-kecilan. Per pahe, ia bisa mengambil untung Rp 50 ribu. Biasanya, ia menjual sabu ke kalangan teman-temannya PSK yang sedang membutuhkan.
“Ini masih kami kembangkan lagi. Kami juga akan menangkap pengguna sabu lainnya. Mudah-mudahan kami bisa terus mengungkap semua kasus penyalah-gunaan sabu-sabu di Pasuruan,” kata Nanang, sapaan akrab Kasatresnarkoba Polres Pasuruan ini.
Siasat PSK Agar Tetap 'Perawan'
PSK masih tetap perawan meskipun sering layani pelanggan, ternyata pakai ramuan belut saat bercinta.
Aktivitas curang dalam jual beli PSK ini terjadi di Xuzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok atau China.
Kecurangan ini dilakukan pihak penyedia PSK untuk meraup keuntungan yang besar, sebab PSK yang perawan laku dijual dengan harga mencapai Rp 20 juta.
Bisnis prostitusi menyediakan PSK perawan palsu ini pun akhirnya dibongkar oleh kepolisian setempat.
Jaringan penyedian PSK perawan palsu ini beroperasi menjebak beberapa pria dengan menawarkan sejumlah gadis yang disebut masih perawan.
Menurut situs berita China News, jaringan ini mencari pelanggan dengan menggunakan pesan singkat telepon genggam atau lewat aplikasi WeChat, QQ, dan MoMo.
Lewat berbagai saluran itu, jaringan ini mengunggah pesan dari beberapa gadis 'perawan' yang mencari sejumlah uang untuk biaya pengobatan ibu mereka yang sakit di desa.