Jendela Dunia

Remaja 13 Tahun Nyaris Terjun dari Atap Sekolah Usai Cintanya Ditikung Sahabat, Begini Isi Suratnya

Remaja 13 tahun nyaris terjun dari atap sekolah gara-gara cintanya ditikung sahabat, begini isi suratnya sebelum bunuh diri

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Suryamalang.com/kolase Facebook World of Buzz/Facebook dan World of Buzz
Remaja 13 Tahun Nyaris Terjun dari Atap Sekolah Usai Cintanya Ditikung Sahabat, Begini Isi 

Tapi aku sudah sangat frustasi, itulah sebabnya aku memutuskan untuk bunuh diri,' tulis sang remaja itu.

Surat yang ditinggalkan remaja 13 tahun sebelum nekat naik ke atap sekolah.
Surat yang ditinggalkan remaja 13 tahun sebelum nekat naik ke atap sekolah. (World of Buzz)

Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Deejay Nesh pada Selasa (12/3/2019) kemarin, terlihat sang remaja berjalan di atas atap gedung dua dua lantai itu.

Dibawahnya, tampak ramai sekali murid-murid lain yang memandang aksi nekat sang remaja.

Beruntung, pemadam kebakaran berhasil datang untuk mencegah sang pemuda meneruskan aksinya.

Dalam video juga terlihat para petugas pemadam kebakaran yang datang berhasil mencegah bocah 13 tahun itu untuk melompat.

Remaja 13 Tahun Terjun dari atap Sekolah
Remaja 13 Tahun Terjun dari atap Sekolah (Fcebook Deejay Nesh)

Bocah 13 tahun itu juga hanya menderita cedera ringan.

"Tangan siswa itu mendapat cedera ringan setelah diselamatkan, dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Banting untuk dirawat," ucap polisi setempat, dikutip Grid.ID dari World of Buzz.

Menurut keterangan saksi, remaja 13 tahun yang hendak bunuh diri itu dikenal sebagai bocah yang pendiam dan tidak pernah membuat masalah sebelumnya.

Menjaga kesehatan mental anak 

Menilik kasus di atas, apa yang dialami remaja 13 tahun tersebut bisa jadi ia sedang mengalami gangguan kesehatan mental. 

Hal tersebut seperti merujuk pada pemaparan Kantiana Taslim, M.Psi., psikolog yang berpraktek di Personal Growth, Jakarta Barat mengatakan, 

"Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang di mana secara emosional, sosial, atau perilaku terjaga atau keseimbangannya terjalin dengan baik."

Seseorang dikatakan kesehatan mentalnya terjamin ketika aspek emosional, sosial, atau kognisinya terampil.

Bagi Milenial, Kesepian Picu Masalah Kesehatan Mental. Ilustrasi
Bagi Milenial, Kesepian Picu Masalah Kesehatan Mental. Ilustrasi (Tribun Manado)

Misalnya, anak dapat mengendalikan rasa marah atau mengekspresikan kemarahannya dengan baik atau dengan cara-cara yang bisa diterima. 

Seorang anak yang ceria dan dapat bersosialisasi dengan baik juga dapat dikatakan kesehatan mentalnya terjamin.

"Jadi bentuk kesehatan mental seorang anak bisa kita lihat dari berbagai perilaku dan dari berbagai sikap," jelas Kantiana.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved