Jendela Dunia
Remaja 13 Tahun Nyaris Terjun dari Atap Sekolah Usai Cintanya Ditikung Sahabat, Begini Isi Suratnya
Remaja 13 tahun nyaris terjun dari atap sekolah gara-gara cintanya ditikung sahabat, begini isi suratnya sebelum bunuh diri
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Anak terkena gangguan mental sebenarnya memiliki faktor-faktor yang mendasarinya yaitu faktor biologis, faktor lingkungan, dan dalam diri anak sendiri.
Faktor biologis adalah anak memiliki sejarah keluarga yang memang memiliki gangguan kesehatan mental.
Anak menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya setiap hari apakah membuat stres atau ada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.
Atau tidak bisa beradaptasi dengan baik itu merupakan faktor lingkungan.

Seseorang dikatakan kesehatan mentalnya terjamin ketika aspek emosional, sosial, atau kognisinya terampil.
Misalnya, anak dapat mengendalikan rasa marah atau mengekspresikan kemarahannya dengan baik atau dengan cara-cara yang bisa diterima.
Seorang anak yang ceria dan dapat bersosialisasi dengan baik juga dapat dikatakan kesehatan mentalnya terjamin.
"Jadi bentuk kesehatan mental seorang anak bisa kita lihat dari berbagai perilaku dan dari berbagai sikap," jelas Kantiana.
Anak terkena gangguan mental sebenarnya memiliki faktor-faktor yang mendasarinya yaitu faktor biologis, faktor lingkungan, dan dalam diri anak sendiri.

Faktor biologis adalah anak memiliki sejarah keluarga yang memang memiliki gangguan kesehatan mental.
Anak menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya setiap hari apakah membuat stres atau ada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.
Atau tidak bisa beradaptasi dengan baik itu merupakan faktor lingkungan.
Melansir dari Kompas.com, World Health Organization (WHO), memaparkan setengah dari kasus penyakit mental yang dialami oleh masyarakat dunia dimulai pada tahapan usia 14 tahun.
Kasus penyakit mental yang dialami anak usia 14 tahun ini sebenarnya bisa terdeteksi jika kita memperhatikan pentingnya kesehatan mental sedini mungkin.