Kota Batu
Didatangi Kementerian Afganistan, Erfina Serius Belajar
Erfina dan teman-teman di kelasnya terlihat serius membaca buku pelajaran bahasa Indonesia, di MI As Salam, Desa Beji
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Erfina dan teman-teman di kelasnya terlihat serius membaca buku pelajaran bahasa Indonesia, di MI As Salam, Desa Beji, Kamis (21/3/2019).
Ditengah-tengah mereka siswa kelas 2 ini belajar mereka kedatangan tamu dari Kementerian Pendidikan Afganistan.
Kehadiran perwakilan Kementerian Pendidikan Afganistan itu tidak memecah konsentrasi mereka saat belajar.
Bahkan perwakilan dari kementerian tersebut ikut belajar bersama siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Erfina mengatakan ini baru pertama kalinya ia belajar didampingi orang asing.
“Senang sih, tapi awalnya takut karena takut nggak bisa bicara pakai bahasa inggris. Tapi senang bisa belajar bersama,” kata dia.
Kedatangan perwakilan Kementerian Afganistan ini untuk melihat bagaimana proses pembelajaran yang ada di Kota Batu.
Mereka memperhatikan mulai dari proses pembelajaran sampai suasana kelas.
Sesekali mereka berinteraksi dengan siswa untuk ikut belajar bersama siswa MI As Salam.
Selain MI As Salam mereka juga mendatangi SDN Punten 1 dan SDN Sumbergondo.
Saat mendatangi MI As Salam mereka memperhatikan dengan detail bagaimana sekolah tersebut menerapkan pembelajaran.
Yang membuat mereka kagum ini adalah banyak siswa perempuan yang sekolah.
Karena di Afganistan anak sekolah baru boleh sekolah tujuh tahun terakhir ini.
Hal itu diungkapkan oleh Stuart Weston Direktur Program USAID Prioritas.
“Bisa dikatakan mereka ini memperbaiki sistem pembelajaran di negaranya.”
“Sebagaimana kita tahu sendiri kan, di sana tidak banyak perempuan yang sekolah,” kata Stuart.
Oleh karena itu begitu mereka tahu banyak guru perempuan yang mengajar, mereka sangat kagum.
Sehingga nantinya akan ada program yang diadopsi untuk proses belajar di Afganistan.
Hal ini juga untuk meningkatkan kapasitas sekolah di Afganistan.
“Mereka melihat buku-buku apa saja yang digunakan untuk belajar.”
“Karena bisa untuk meningkatkan minat baca dan kualitas baca di negara mereka,” imbuhnya.
Guru MI As Salam Chulfa Roza Maula menambahkan dipilihnya MI As Salam ini juga karena penerapan literasi.
Penerapan literasi ini ia menjelaskan seperti pemasangan hasil karya siswa di dinding kelas.
Tentunya agar siswa tidak bosan ketika belajar di kelas.
“Ini merupakan program inovasi yang dikembangkan oleh wali murid.”
“Kami mengembangkan literasi dari kelas satu sampai kelas enam,” kata Chulfa.