Kabar Jember
Jalan Poros Utama Jember Ambles Dan Retak 60 Meter, Sejumlah Pertokoan Mulai Pindahkan Barang
Amblesnya jalan tersebut diikuti juga dengan keretakan bangunan di pertokoan di dekatnya. Seperti yang terjadi pada bangunan sebuah studio foto.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Dua lajur Jl Sultan Agung di kawasan pertokoan Jompo Kabupaten Jember ditutup untuk arus lalu lintas. Penutupan jalur itu menyusul ambles dan retaknya lajur tersebut.
Dari pantauan Suryamalang.com, keretakan jalan aspal itu sepanjang 60 meter. Tidak hanya retak, terdapat beberapa lubang dan aspal ambles. Amblesnya aspal antara 10 Cm - 15 Cm.
Jalur tersebut berada di atas Sungai Jompo yang melintasi jalan nasional tersebut. Titik itu merupakan jembatan, namun sekilas jembatan tidak terlihat. Jika warga tidak melihat, maka sungai yang berada di bawah titik tersebut tidak terlihat.
Amblesnya jalan tersebut diikuti juga dengan keretakan bangunan di pertokoan di dekatnya. Seperti yang terjadi pada bangunan sebuah studio foto. Akibatnya, pemilik studio memilih mengosongkan studio tersebut.
"Sekarang mulai pindah-pindah. Keretakan parah terjadi tiga hari terakhir, seiring hujan deras terus menerus itu. Terus malam hari juga terdengar seperti pasir yang jatuh gitu, seperti tadi malam itu terdengar," kata Anas, salah satu karyawan studio tersebut.
Sebuah keretakan tembok terlihat di lantai dua bangunan studio itu. Retakan terlihat cukup lebar. Keretakan juga terjadi di sisi bangunan lain di studi tersebut. Studio tersebut berada di kompleks pertokoan Jompo yang berada di sempadan Sungai Jompo.
Sementara itu, penutupan satu sisi lajur jalan itu dilakukan aparat pada Senin (25/3/2019) malam lalu. Satu sisi lajur utara masih dipakai untuk lalu lalang lalu lintas. Sebab jalur itu merupakan poros utama yang berada di jantung Kota Jember. Jalur itu menuju Alun-Alun Jember dari arah luar kota atau dari arah Terminal Tawangalun dan Surabaya.
Penutupan jalur dilakukan supaya titik tersebut tidak semakin kritis karena menahan beban kendaraan yang melintas. Sejumlah pihak juga khawatir, ambles dan retaknya jalan itu membayakan pelintas.
Wakil Ketua DPRD Jember Ayub Junaidi mengharapkan segera ada langkah penanganan ambles dan keretakan jalan itu.
"Jalan itu ada di pusat Kota Jember, jalur perekonomian, jalur poros. Sebaiknya segera ada penanganan yang melibatkan semua pihak. Karena itu kenapa hari ini, kami memanggil pihak-pihak terkait. Jangan sampai amblesnya jalan seperti di Surabaya terjadi di Jember, bahkan sampai memakan korban," tegas Ayub.
Kamis (28/3/2019) DPRD Jember memanggil sejumlah pihak terkait ambles dan retaknya jalan itu. Ayub mengharapkan perbaikan itu bisa dilakukan segera dan permanen sehingga masyarakat nyaman dan merasa aman.
"Jika memang bangunan di sempadan Sungai Jompo itu keliru, ya mari kita duduk bersama untuk mengambil langkah-langkah," tegas Ayub.
Sementara Petugas Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Pelaksaan Jalan Nasional Wilayah I Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Kementerian PUPR, Dwi Bagus Bawono mengatakan, penurunan aspal jalan tersebut sudah dideteksi sejak Januari lalu. Namun kondisi makin parah dalam tiga hari terakhir.
"Karena struktur jalan yang bersinggungan dengan ruko (pertokoan), dan di bawahnya juga ada sungai. Namun untuk penyebab pastinya kami masih menunggu hasil investigasi dari Puslibang Kementerian PUPR. Puslitbang sudah melakukan pengecekan dan penyelidikan kenapa jalan di situ ambles dan retak," ujar Bagus.
Puslitbang meneliti titik itu, Rabu (27/3/2019) malam. Setelah mengetahui penyebab ambles dan retaknya jalan, maka BBPJN baru bisa menentukan langkah selanjutnya. Sembari menunggu hasil investigasi Puslitbang Kementerian PUPR, pihaknya bersama petugas instansi terkait menutup jalur tersebut untuk sementara.