Kabar Mojokerto
Skandal Cinta Segi Empat Berujung Pertumpahan Darah, Perselingkuhan Terbongkar Karena Tagihan Utang
Skandal Cinta Segi Empat di Mojokerto Berujung Pertumpahan Darah, Perselingkuhan Terbongkar Karena Tagihan Utang
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eko darmoko
"Cuman saya memergoki Mulyono mengirimkan pesan singkat ke gawai istri saya dengan kata-kata mesrah. Saya saat itu tak berpikir jauh. Saya dan istri saya berteman dengan Mulyono dan istrinya," ucapnya.
Supardi langsung dibakar api cemburu. Dia berniat menikahkan istrinya dengan Mulyono.
"Namun, saya hubungi berkali-kali Mulyono tak kunjung datang ke rumah," paparnya.
Beberapa hari berselang, dia mendatangi rumah Mulyono untuk menanyakan kejelasan hubungannya dengan sang istri.
Saat itulah dirinya dibuat kaget dengan pengakuan Mulyono.
"Dia juga suka dengan istri saya. Terjadilah percekcokan saat itu juga. Namun, tidak sampai baku hantam," bebernya.
• Barbie Kumalasari Bilang Alat Kelamin Lucinta Luna Menyerupai Perempuan, Sebut Setahun Rasakan Sakit
• Vanessa Angel Makin Alim di Penjara, Titip Pesan Menyedihkan pada Bibi Ardiansyah: Aku Pamit ya Bi
• Komentar Pedas Inul Daratista Usai Video Terjungkal di Panggung Dihujat Netizen: Ati-Ati Kejang Shay
Beberapa hari berselang, Sukadi sempat lupa dengan masalah ini karena disibukkan dengan pekerjaannya sebagai kuli serabutan.
Namun, saat Sukadi nongkrong di Jembatan Tempuran, dirinya bertemu dengan anak Mulyono.
Anak Mulyono melintas di hadapannya dengan menggunakan sepeda motor, emosi Sukadi pun kembali membuncah.
"Saat itu ada orkesan. Saya bertemu dengan anak Mulyono. Saya menduga jika anaknya menonton orkes, Mulyono juga menonton pula. Saya pun kembali ke rumah untuk mengambil sabit, lantas kembali lagi di jembatan," terangnya.
Dugaan Sukadi ternyata benar. Tak seberapa lama Mulyono melintas di Jembatan Tempuran. Kala itu dia membonceng istrinya.
"Melihat Mulyono melintas, saya langsung melompat dari motor saya dan menyabetkan sabit ke tangan kanannya. Dia langsung tersungkur ke aspal. Istrinya berteriak meminta tolong," urainya.
Usai menyabetkan sabit, Sukadi bukannya mengambil langkah seribu. Dirinya justru duduk santai di motornya sembari melihat Mulyono yang kesakitan.
"Setelah itu saya duduk-duduk, saya lega, sakit hati saya. Kalau dia datang ke rumah hal ini tak akan terjadi," pungkasnya.
Mendengar teriakan Suprapti, para warga pun berhamburan ke luar rumah.