Kabar Surabaya
12 Kabupaten Stunting Di Jawa Timur Jadi Prioritas Perhatian Dinkes Jatim
Tahun 2019 ini setidaknya ada 12 kabupaten di Jawa Timur yang harus mendapatkan treatment serius untuk mengentaskan masalah stunting.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Penanganan stunting di Jawa Timur masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah provinsi. Tahun 2019 ini setidaknya ada 12 kabupaten di Jawa Timur yang harus mendapatkan treatment serius untuk mengentaskan masalah stunting.
Sebanyak 12 daerah kabupaten yang masuk dalam treatment penanganan stunting adalah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Nganjuk, Lamongan, Malang, Trenggalek dan Kediri.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan, program penanganan stunting ini sinergi dengan program nasional dari pemerintah pusat dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan.
"Di 12 kabupaten di Jatim ini mereka mendapatkan interfensi. Mulai dari penanganan bayi stunting, penyuluhan pada remaja calon ibu, dan juga yang memiliki keturunn stunting," kata Kohar di Gedung Grahadi, Jumat (5/4/2019).
Menurutnya, saat ini angka stunting di Jawa Tinur masih berkisar antara 26,2 dari angka pemantauan gizi masyarakat. Dan dihitung dari riset kesehatan dasar.
Bulan ini dikatakan Kohar, Dinkes Provinsi Jawa Tinur bersama Kementerian Kesehatan juga akan melakukan pendataan kembali status gizi masyarakat untuk mengetahui kualitas kesehatan terutama dari tingkat gizi masyarakat Jawa Timur.
Lebih lanjut ungkap Kohar, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memastikan bahwa 12 daerah stunting di Jawa Timur itu mendapatkan tambahan perhatian.
"Bahkan dari remaja calon ibu kita berikan intenfensi dan diberikan tablet besi, dan pencerdasan tentang menjaga kesehatan reproduksi, pemantauan kesehatan ibu hamil, hingga pendampingan persalinan," lanjut Kohar.
Bahaya stunting penting untuk diwaspadai lantaran dampaknya buruk pada anak. Secara fisik tumbuh kembang tidak seimbang, seperti tingginya di bawah normal atau lebih pendek, kemampuan intelektualnya rendah, dan saat dewasa berpotensi ada gangguan metabolisme. Seperti diabetes dan hipertensi, serta gangguan metabolisme lain
Sejauh ini, meski sudah melakukan interfensi, namun hasil menurunkan angka stunting tidak bisa dilihat dalam waktu singkat.
"Kita masih cermati upayanya. Karena nggak bisa melihat langsung hasil interfensi kita dalam menurunkan stunting. Perlu waktu, yang penting adalah upayanya kita maksimalkan saat ini," pungkas Kohar.
Di sisi lain, Gubernur Khofifah menekankan bahwa PKK juga harus membantu program strategis Pemprov Jawa Timur dalam menurunkan angka stunting.
Oleh sebab itu ia meminta selain sepuluh program pokok PPK dijalankan, PKK Jawa Timur bisa ikut memperhatikan masalah yang terjadi di daerah mereka sebagai penajaman.
"Penajamannya harus disesuaikan dengan masalah yang harus segera diatasi di daerahnya, dan itu harus dijadikan strategi khusus untuk dilakukan langkah intervensi," tegas Khofifah.
Misalnya untuk angka kematian bayi di Jombang, dan angka kematian ibu di Jember. Lalu juga masalah pernikahan usia dini, dan masalah stunting.
"Kasus stunting masih ada sejumlah kabupaten di Jatim, ibu PKK di sebelas wilayah ini harus fokus masalah stunting. Dan di kooridnsikan bersama OPD stempat dan OPD Pemprov," tutur Khofifah.