Kabar Surabaya

Melihat dari Dekat Dua Tersangka Pemutilasi Guru Honorer yang Berjalan Pincang dan Kesakitan

Tersangka pertama adalah Aris Sugianto, warga Dusun/Desa Mangunan Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Editor: yuli
TRIBUN JATIM/LUHUR PAMBUDI
Foto terbaru tersangka pembunuh dan pemutilasi guru honorer Kediri. Aris Sugianto (jaket putih duduk di kursi), dan Ajis Prakoso (duduk di lantai), Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Polisi membawa dua tersangka pemutilasi Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri, ke Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, Jumat (12/4/2019) sekitar pukul 23.40 WIB.

Tersangka pertama adalah Aris Sugianto, warga Dusun/Desa Mangunan Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Selama 10 hari sebelum pembunuhan, Aris berjualan nasi goreng Desa Sambi Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Ibu Pelaku Mutilasi Ungkap Perilaku Anaknya Menjelang dan Usai Membunuh Guru Honorer dari Kediri

Tersangka kedua kedua adalah Ajis Prakoso asal Kediri yang juga ditangkap sejak 11 April 2019.

Usai turun dari mobil penyidik Polda Jatim, keduanya langsung digiring ke Ruang Penyidikan Subdit Jatanras.

Kedua betis kaki sebelah kiri mereka berdua tampak dibalut perban.

Perban itu terlihat baru, rembesan cairan pekat warna merah tampak menyeruak melalui pori-pori perban.

Lazimnya, luka pada betis kaki sebelah kiri mereka merupakan bekas luka hasil tembakan timah panas.

Akibatnya, cara berjalan keduanya seakan tampak kompak, berjalan secara pincang dan melompat, sesekali terdengar rintihan kesakitan.

Ternyata, Begini Cara Pemakaman Bagian Kepala Korban Mutilasi di Kota Kediri

Sejumlah reporter kemudian dibiarkan masuk ke ruang seluas 5 x 5 meter itu.

Aris Sugianto terlihat duduk di kursi yang berhadapan dengan meja interogasi penyidik.

Sedangkan Ajis Prakoso duduk di lantai tanpa alas.

Keduanya berperilaku sama, merintih kesakitan seraya memegang betis kaki kirinya.

Di dalam ruang itu terdapat enam orang penyidik berpakaian preman.

Satu di antara penyidik melakukan proses interogasi pada kedua pelaku.

Terdengar percakapan seputar proses mutilasi. Namun, penyidik meminta wartawan tidak mengekspose.

Pertimbangannya, pihak penyidik tidak berwenang menyebarkan informasi hasil penyidikan, selain Kabid Humas Polda Jatim.

"Secara jelas besok (Sabtu, 13/4/2019) akan diulas bersama Pak Kabid Humas Polda Jatim," ujar seorang penyidik yang mengenakan hem berwarna abu-abu itu. Luhur Pambudi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved