Malang Raya

Siswa SMK-Guru Malang Raya Dididik Bidang Cloud Computing Oleh AWS

Hamid Muhammad membuka piloting implementasi kurikulum industri bidang cloud computing di aula SMKN 11 Kota Malang

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Dirjen Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad (nomer 2 dari kiri) berbincang dengan Vincent Quah dari Amazon Web Service (AWS) di SMKN 11 Kota Malang, Senin (22/4/2019). 

SURYAMALANG.COM, SUKUN - Dirjen Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad membuka piloting implementasi kurikulum industri bidang cloud computing di aula SMKN 11 Kota Malang, Senin (22/4/2019).

Kegiatan itu kerjasana dengan Amazon Web Service (AWS) lewat program AWS Educate.

Vincent Quah, Head of Education APAC Public Sector AWS menjelaskan ke para peserta tentang apa bisa dicapai di masa depan teknologi AWS.

“Siapa AWS in? Kami bagian dari Amazon. Jika pakai toko buku online Amazon, Traveloka, Pinterest, berarti pakai teknologi AWS,” jelasnya.

Yaitu sebuah layanan IT dengan memanfaatkan internet. Dikatakan, SDM di bidang cloud computing sangat dibutuhkan.

Termasuk Indonesia yang masuk dalam perjalanan baru di era industri 4.0.

Lima hal yang diperlukan di era itu antara lain machine learning, big data dan Artificial Intelllegent (AI).

“Sayangnya susah cari pekerja di bidang cloud technology.”

“Sehingga peran kami ini pada kerjasama pemerintah, lembaga pendidikan dan industri yang diwakili AWS,” jelasnya.

Kerjasama dengan industri diperlukan karena perubahan dalan bidang teknologi amat cepat.

“Institusi pendidikan agak sulit mengikuti perkembangan,” kata Vincent.

Karena itu lewat pelatihan program ini, diharapkan  bisa membantu mempersiapkan tenaga kerja cloud computing di masa depan.

Pihaknya ingin memberikan siswa skill yang sesuai kebutuhan industri.

Ia ingin guru dan siswa SMK yang ikut bersemangat mengikuti ini sebagai kesempatan berharga bagi mereka sebelum lulus sekolah.

Sedang Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad mengingatkan lagi dampak revolusi industri terutama pada persaingan kerja yang makin meningkat.

Sebab dengan IT, pekerjaan sudah lebih efisien dan akses informasi cepat.

“Sekarang petugas jalan tol gak ada. Nanti akan banyak pekerjaan digantikan mesin.”

“Sehingga adik-adik harus mengantisipasinya. Makanya, saya minta pada kepala smk, jangan terlalu alergi pada perubahan, termasuk kurikulum di SMK,” papat Hamid.

Katanya, setiap ada perubahan, maka kurikulum berubah, guru juga dan infrastruktur harus menyesuaikan.

Ia melihat pertumbuhan SMK di Indonesia dari dapodik (data pokok pendidikan) cukup banyak.

Di satu sisi senang, sisi lainnya khawatir jika para siswa tidak mendapat pendidikan sesuai standar.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved